Saat tiba di area Royal Albert hall, langit masih terang, dan saya punya waktu untuk berjalan-jalan di area Kensington garden. Taman yang dimaksud ini luasnya tak terhingga, sampai saya lumayan letih berjalan-jalan disini, selain sering dipakai untuk berjemur, piknik dan juga ada tempat bermain anak-anak yang diberi nama Diana, Princess of Wales Memorial Playground.
Selain itu juga, di area ini terdapat Italian garden yang indah dimana kamu bisa melihat, patung Peter pan yang terkenal itu, atau Round pound danau kecil tempat melihat angsa-angsa milik ratu yang juga merupakan tempat anak-anak memainkan perahu kendalinya disana. Setelah letih saya kembali ke depan gedung dan beristirahat disana.
Di Kensington garden ini saya terkagum-kagum dengan pria yang warnanya berkilauan bagai emas, beliau duduk di singgasana megah bertahtakan batu marmer, kristal, granit dengan ukiran luar mosaik karya dari 4 simbol yang berarti puisi, lukisan, arsitektur dan patung. Pria yang ber berkilauan dengan warna emas itu entah raut muka nya sedih atau bahagia. Tapi sosok badannya yang tegap menkamukan beliau adalah pria yang gagah perkasa. Dialah patung pangeran Albert, kilauan nya memukau diantara luasnya taman nan luas.
Fact : Pangeran albert meninggal di usianya ke 42 tahun meninggalkan istrinya tercinta Ratu Victoria kerena penyakit tifus yang menggerogotinya. Karena cinta nya Ratu Victoria pada beliau, maka didirikanlah singgasana megah ini untuk mengenang kepergian suami nya, tak hanya itu secara resmi sang ratu juga merubah nama bangunan megah di sebrang monumen persembahan untuk suaminya dari- The Central Hall of Arts and Sciences menjadi Royal Albert Hall of Arts and Sciences.
Dahulu,. Ratu Victoria ini menikahi pangeran Albert yang masih sepupunya dari jerman saat keduanya masih relatif muda.. 64 tahun sudah masa pemerintahan beliau yang sejauh ini merupakan masa pemerintahan terlama dari sejarah inggris, Yang mengharukan saat suaminya meninggal, Ratu Victoria memutuskan untuk memperpanjang masa berkabungnya dengan tetap mengenakan pakaian berwarna hitam sampai akhir hayatnya.
Untuk mengingat kisah cinta dua sejoli victoria dan albert tidak cukup dengan hanya melihat tugu persembahan dan bangunan beserta isinya saja, tempat lain untuk mengingatkan keberadaan mereka adalah sebuah museum di Cromwell Gardens dengan nama Victoria dan Albert museum yang merupakan museum seni dekoratif, design terbesar dengan koleksi lebih dari 4,5 juta objek didalamnya (yang saya kemudian kunjungi beebrapa hari dari hari ini)
‘Gila!!!..cinta memang luar biasa’ ujar saya sambil masih sedikit menggigil kedinginan. Saat itu musim peralihan dari winter ke spring, Inggris masih terlalu dingin buat saya saat itu untuk terus berdiam lama-lama di luar ruangan, sementara saya juga terus melihat ke arah jam di handphone takut melewatkan pertunjukkan yang saya tunggu-tunggu itu dan akhirnya jam yang ditunggu-tunggu pun tiba. Tanpa berlama-lama saya menghambur masuk kedalam.
Royal albert hall ini begitu besar dan megah meskipun awalnya didesain menampung 8000-9000 orang tapi untuk safety reason jumlah yang disetujui saat ini hanya berkisar 5544 orang saja itu semua sudah termasuk ruangan dalam galeri, saat memasuki ruangan konsert yang megah dengan langit-langit merah dilengkapi peredam suara yang menyebar dengan bentuk membulat dengan warna biru, barisan kursi tersusun rapih ke arah bawah, instrumen-instrumen saat itu mulai di sentuh dan di cek kualitas sound nya, dan rupanya restrictid seat yang saya beli ini terletak di ujung kiri layar, namun begitu saya masih bisa melihat semuanya secara keseluruhan jadi tidak ada masalah yang berarti, dan tak lama dari itu mereka mulai memperlihatkan pertunjukan spektakulernya malam itu.
Jadi intinya konser malam itu adalah menonton langsung film Lord of the Rings dari layar super besar, namun untuk keseluruhan lagu, musik dan soundtracknya dibawakan secara live langsung oleh London Philharmonic Orchestra diatas panggung tepat dibawah layar yang menggantung. Sungguh tak terlukiskan senangnya berada disana dan saya tak henti-hentinya berdecak kagum selama pertunjukan berlangsung. Di akhir, meski tidak ada penyayi Enya yang asli namun konser malam itu ditutup dengan riuh rendah, siulan serta applause tanpa ujung dari semua penonton yang puas dan antusias melihat pertunjukkan mereka, rasanya melodi indah yang masih terngiang-ngiang dengan jelas di telinga selama 3 jam penuh bagai nyanyian syahdu yang menari-nari di udara menciptakan perasaan luar biasa dan mewarnai athmosfer langit-langit dengan warna merah muda yang menimbulkan cinta dan gairah yang luar biasa berputar putar mengelilingi ruangan tiada henti menciptakan kreasi fantasi dari warna warni kilauan neon yang berbeda dalam diri masing-masing.
Sampai hari ini berjuta musisi dan art performance telah menampilkan karya terbaiknya di tempat ini lewat warna-warni tak terucap, gerak tak ternalar, karya tak terbatas, seni tak berwadah sampai musik tak tercerna, campur baur dan tumpah ruah menjadi satu di gedung termasyhur itu.
Tips : untuk yang tertarik melihat pertunjukan di Royal albert hall carilah harga promosi jauh-jauh hari sebelumnya lewat beli tiket secara online, kamu bisa mendapat potongan setengah harga untuk pertunjukan yang spektakuler.
No comments:
Post a Comment