Pertama kali menginjakkan kaki di Manchester bersama T.K sang partner in crime saya langsung bisa melihat bangunan ber-arsitektur Victorian style sampai kontemporer bercampur menjadi satu. Manchester Townhall yang terletak di Albert square adalah contoh bangunan Gothic yang diabadikan sampai sekarang, tempat ini juga lah lokasi yang sering dipakai untuk film seperti misalnya film Sherlock holmes, tempat ini biasa dipakai untuk menggantikan House of parliament yang didalamnya terdapat Big ben yang terkenal ini. Bangunan yang mencolok lainnya bernama The Beetham Tower (termasuk di dalamnya Hotel Hilton, restaurant dan apartement) merupakan bangunan tertinggi di United kingdom setelah gedung-gedung tinggi di London, namun sebenernya bangunan yang lebih tinggi bernama the Piccadilly Tower juga tengah dibangun dibelakang Manchester Piccadilly.
Bangunan lain seperti Museum science dan industri, Opera house dan bagi para pencinta seni bisa dengan mudah bisa mengunjungi City art gallery. Nah selain dari bangunan, kota ini juga mempunyai taman Heaton park di bagian utara kota yang merupakan taman kota terbesar di eropa. Di tengah kota sendiri terdapat taman kecil yang biasanya dipakai muda mudi bersantai, bersenda gurau, membaca, menikmati sandwich dan tak jarang pula terlihat pemusik jalanan beraksi di sekitar taman ini.
Terlepas dari bangunan modern saya dan T.K tertarik untuk mengunjungi China town untuk menyantap dinner sore itu, kita menyantap menu yang mirip dengan suki dua rasa kaldu dalam satu wajan yang diberi pembatas diantaranya, satu kaldu dengan taburan bunga lawang atau disebut juga pekak dan cabe sechzuan yang membuat rasa kaldu menjadi tajam yang akhirnya kita putuskan untuk kurang menyukai bumbu kaldu yang rasanya kurang bisa diterima oleh kita berdua, untungnya dim sum yang kita pesan tidak terlalu mengecewakan.
Salah satu Highlite yang menjadi list saya selama di Manchester selain bersantap di Chinese town , yaitu naik 'The Manchester eye' atau permainan yang kita kenal dengan nama Bianglala, kemudian menengok kehidupan malam para gay di area Canal street yang merupakan 'The Heart of the Gay Village'.
Gay Village sejak 1940 merupakan tempat komunitas para Gay, mulai dari yayasan dan pusat Gay yang menjaring social Gay club semuanya ada di kota ini. Cafe dan Pub-pub disini dipenuhi Gay-gay yang sudah tak sungkan dan terang-terangan ber hangout di Canal street ini, Tabloid-tabloid dan surat kabar independent nya pun semua serba berhubungan dengan Gay, yang buat saya menarik juga sebagai pengetahuan.
Nah tentunya tidak harus menjadi Gay apabila pergi ke tempat ini, namun seperti tempat-tempat yang pernah saya kunjungi, baik athmosfer dan orang-orang disekitarnya lebih lebih friendly dan menyenangkan bila diajak berbincang-bincang dan bertukar pikiran.
oya gang-gang sepi menuju ke arah Canal street ini adalah tempat bertransaksi untuk Marijuana. Rupanya beberapa tipe Marijuana yang sudah dinetralisir dan digolongkan menjadi tipe kelas tertentu, di Manchester dan di London dijual secara bebas.
Malam itu ketika sedang ber hangout saya berkenalan dengan beberapa gay di salah satu pub, salah satu dari mereka yang paling berkesan bernama Tracy dan pasangannya Lily, Tracy bercerita bahwa dia mulai tertarik pada sesama jenis sejak kecil, dia lebih enjoy berteman, memeluk dan bersentuhan dengan teman wanita lainnya, awalnya katanya dia tidak mengerti tapi semua mulai terasa jelas saat dia duduk di sekolah menengah, dia bilang perlu usaha keras untuk berterus terang pada ke dua orang tua nya sampai akhirnya beberapa tahun kemudian orang tua nya mau menerima kenyataan itu dan mempersilahkan mereka hidup bersama dan nantinya menikah apabila memang sudah saatnya. Lily sendiri saat ini sedang memulai diet ketat karena berat badannya yang semakin tak terkontrol, dia bilang dia ingin terlihat lebih langsing saat mengenakan gaun pengantin nanti ujarnya sambil tertawa lebar, dia juga memperlihatkan tato wajah Tracy, rambut nya yang brunette serta mata biru safir dengan bingkai hati mengelilingi sekitarnya dengan warna pink cerah terlihat manis sekali di pungung Lily, dia bilang dia sangat bangga akan tatoo itu dan hampir selalu dipamerkan pada orang-orang baru. Beda nya dengan Tracy, orang tua Lily sama sekali melarang keras anaknya berhubungan dengan sesama jenis, namun sebagai wanita dewasa Lily harus memilih tak memperdulikan mereka dan tetap menjalin hubungannya dengan wanita impiannya Tracy. Rencananya sih mereka berdua akan menikah dan bulan madu di Amsterdam.
Walau Inggris serba bebas namun, mengingat Inggris sebenarnya adalah negara Kristen karena Ratu Inggris sendiri merupakan kepala Gereja disana . Sebagian berpendapat bahwa para Gay harus mempunyai hak untuk menikah dan tentu saja menjalani kehidupan sesuai dengan pilihannya, namun masih banyak yang menentang pendapat ini. Perdana mentri Inggris baru-baru ini berpendapat bahwa Gay married ini sebaiknya diperbolehkan dan didaftarkan secara civil asal tidak dilakukan di Gereja dan bukan digelar secara ritual keagamaan.
Sementara lagu Just Dance-nya Lady Gaga berkumandang dan menambah suasana party semakin memanas pikiran saya berkelana menyusuri ucapan Tracy tadi, meski di budaya barat orang sangat menghargai privacy antara orang tua dan anak tapi nampaknya kasus penyuka sesama jenis adalah sesuatu yang masih kadang tabu dan tidak bisa diterima apalagi oleh orang tua sendiri contohnya orang tua Lily ini, entah saya harus kagum atau kecewa pada orang tua yang bisa menerima kenyataan seperti itu. Tapi terlepas dari masalah agama yang berpendapat itu salah besar, tentunya saya ucapkan juga salut untuk mereka yang mungkin bisa melihat sesuatu dari sisi yang sulit orang bisa lihat dan sanggup menerima sebagai sesuatu yang berharga dalam bagian hidup mereka.
Namun meski konsep perkawinan Gay ini buat saya pribadi tidak bisa berhasil karena jauh dari pemahaman saya, namun ada kata-kata Lily yang membuat saya sadar akan cinta yang benar-benar buta bahwa siapa pun pasangan kita, berlainan jenis atau sesama jenis konsep nya mengacu pada kebahagian.....‘Marriage is celebration of love and should be open to everyone’ begitu katanya. Yah.... cinta memang terkadang buta dan sangat tidak masuk akal memang.
No comments:
Post a Comment