• MATA FATIMAH

    Siang menjelang sore itu saya tiba di Santorini . Airport yang kecil di pulau kecil ini hiruk pikuk dengan turis yang datang ke tempat tersebut, dengan referensi teman mobil sewaan mobil kecil yang harganya kurang dari 50 euro perhari itu sudah terpakir manis di luar. Seorang pria meminta saya untuk mengisi formulir dan menandatangani beberapa berkas, dan menunjukan beberapa detail kecil, lalu setelah mengetes keliling bandara beberapa putaran untuk membiasakan setir kiri, maka.......

  • TULUM

    Mendengar Mexico sendiri mind set saya langsung teringat film telenovela, dan karena pemain film nya cakep-cakep dan ganteng-ganteng saya makin ngebet ingin mengunjungi tempat ini. Namun tentu saja Mexico bukan tentang pria bertopi sombrero dan makanan nya yang terkenal di mancanegra, namun juga kaya akan reruntuhan bangsa Maya, yang untuk saya adalah Jackpot, bagaimana tidak pergi ke salah satu pantai yang dekat terindah di laut Karibia dengan reruntuhan bangsa Maya, asik nya! Nah Jika kamu berkunjung ke Mexico dan kebetulan menyukai wisata alam seperti pantai dan sekaligus pecinta reruntuhan Tulum adalah jawabannya, tempat ini merupakan kombinasi dari pantai, zona arkeologi, dan sekaligus kota....

  • NUSA LEMBONGAN

    Sudah sering kali ke Bali namun baru kali ini kesampaian mengunjungi Pulau Nusa lembongan dan Nusa cenigan, yang terletak di sebelah tenggara pulau Bali, pulau ini sering disebut-sebut juga sebagai Gili island nya Bali. Awalnya trip ini tidak direncanakan sama sekali, namun muncul tiba-tiba selagi iseng melihat-lihat harga tiket, 3 hari sesudah lebaran tiketnya ternyata lumayan murah, maka spontan saja beli tiket, dan perjalanan kali ini saya mengajak anak dan ibu saya untuk berlibur......

  • JURNAL DI PHUKET

    Jalan-jalan ke pantai adalah favorit saya, karena terbiasa dimanjakan oleh pantai dengan pasir putih, kemilau air yang jernih, pohon kelapa yang daunnya melambai sepoi-sepoi tertiup angin dan langit yang berwarna biru cerah, saya jadi sangat picky untuk tidak pergi ke pantai yang terlalu crowded dan kotor. Menikmati pantai selagi liburan adalah hal penting untuk saya, karena itu juga saya selalu pilih-pilih tempat yang tidak terlalu turisti dan tidak terlalu banyak dikunjungi orang, alasannya selain tidak bisa bersantai, pantai yang dikunjungi banyak orang akan mengundang para pedagang asongan untuk selalu mengusik ketenangan, dan menurut pengalaman semakin banyak orang maka semakin banyak sampah yang terlihat di pantai......

  • Happy Budha

    Hampir di setiap kota besar selalu ada area penginapan untuk para backpacker atau budget traveler, dan saat saya mengunjungi Jogja setahun kemarin saya memutuskan untuk menginap di area yang dikenal dengan istilah kampung bule ini, nama jalanya dikenal dengan Jalan Prawirotaman. Jalan ini sebenarnya ada 3, yaitu Prawirotaman 1, 2 dan 3 namun yang paling digandrungi adalah yang pertama. Meskipun pada zaman dahulu area tempai ini adalah pusat penghasil batik cap dari keturunan Prawirotaman dan selain itu area ini adalah daerah markas prajurit Prawirotaman dan laskar pasukan hantu maut saat zaman perjuangan kemerdekaan.

'Bertemu' Melina di Plaka

Plaka dikenal sebagai lingkungan para Dewa dan karena kedekatannya dengan Acropolis di Athena. Plaka ini berada di lingkungan situs sejarah tertua di ibukota Yunani dan merupakan surga bagi para pejalan kaki baik turis lokal maupun turis dari seluruh penjuru dunia.


Potret Plaka pada musim semi

Plaka sendiri beralamat di jalan Adrianous yang terbagi menjadi 2 area yaitu Ano Plaka dan Kato Plaka. Area Ano plaka ini lokasinya tepat berada di bawah batu situs bersejarah Acropolis, sementara Kato Plaka berada di area persimpaangan Syntagma dan Monastrisiki. Dan Plaka ini mulanya berkembang di area reruntuhan kuno Agora.

Ketika saya berjalan  melewati Plaka, saya merasa seperti telah melewati  lompatan waktu. Rasanya bagai tiba-tiba menemukan diri saya di sebuah era, dan disinilah saya dapat merasakan orang-orang Athena lokal mengisinya dengan bersosialisasi di pub atau resto yang disebut juga Taverna. Di tempat ini mereka bernyanyi, menari, dan minum anggur putih khas negara ini yang disebut Retsina. Alunan musik syahdu lagu yang terdengar eksotis mengalun di udara seperti melekat mengikuti setiap saya berjalan melewati toko-toko dan Taverna, sementara di bagian kanan kiri, saya diapit oleh bangunan arsitektur neoklasik.



Saat saya berada disini, ada sesuatu yang terbangun dalam diri saya, seperti sedang bernostalgia dengan masa lalu yang anehnya justru belum pernah saya alami namun sudah pernah saya baca lewat buku yang berasal entah dari masa yang mana, rasa rindu yang menemukan tempatnya di bagian hati yang tidak saya sangka-sangka masih menemukan ruang. Seperti rasa rindu yang tidak pernah saya ketahui bahwa perasaan seperti itu akan pernah ada. Saya langsung jatuh cinta dengan tempat ini.




Dan saat disinilah saya tiba-tiba teringat akan foto sebuah cafe yang pernah saya lihat di internet, alasan saya mencari cafe itu? karena itu adalah foto cafe dengan jalan yang menarik bagi saya saat mencari kata kunci cafe di Athena beberapa tahun lalu. Karena cafe itu hanya ada di image internet tanpa keterangan pasti apa namanya, sulit menemukan info lebih lanjut, hanya saja saya menemukan petunjuk dari image yang berkaitan bahwa cafe dimana jalan itu berada adalah di suatu area turis bernama Plaka. maka entahlah bagaimana harus menemukannya di area yang lumayan luas. Enggan bertanya, enggan mencari tahu, saya membiarkan langkah kaki saya berjalan tak tentu arah, toh masih ada beberapa hari disini, mungkin saya akan mulai mencari tahu nanti.








Malam menjelang udara terasa begitu dingin, rasanya cuaca berada di angka 11 derajat, sambil celingak-celinguk saya mencari tempat yang hangat, dalam kepala saya hanya terfokus masuk ke dalam salah satu restoran, karena mulai gelap, saya bisa dibilang tersesat berjalan menuju hostel, maka dari itu saya memilih resto yang keliatan lumayan cozy dari luar. Setelah saya masuk dan duduk, saya memandangi foto seorang wanita yang memenuhi hampir semua tembok. Tatapannya begitu syahdu, sekaligus misterius. "Cafe yang menarik" ujar saya dalam hati.




Setelah memesan makanan yang lezat dan menyeruput teh hangat di dalam cafe yang athmofernya begitu melow. Alunan musik khas eropa dengan sentuhan jazz yang dipadu dengan seni tradisional rakyat berkumandang, saat itu mood saya berubah. Dalam temaram lilin di cafe ini saya merindukan seorang yang sangat jauh disana, dan yang bisa saya lakukan adalah melamun dan membaca buku puisi



KUCANDUI MULUTMU, SUARAMU, RAMBUTMU
jangan pernah pergi jauh, meski hanya untuk sehari
jangan pernah pergi jauh, meski hanya untuk sehari
karena, karena aku tak tahu bagaimana mengucapkannya:
sehari adalah waktu yang begitu lama
dan aku akan menunggumu di stasiun yang melompong ini
ketika kereta-kereta tak lagi singgah disini, tertidur
jangan tinggalkan aku, meski hanya satu jam, karena
sejak itu, tetes-tetes kecil kesedihan akan berpacu bersama
asap yang mengembara mencari rumah terseret hanyut
dalam diriku, mencekik hatiku yang sekarat
ah, barangkali siluetmu tak pernah larut di pantai
barangkali kelopak matamu tidak pernah berdenyar
di bentang jarak yang hampa
jangan pernah tinggalkan aku sedetikpun sayang
karena jika terjadi, kau akan terlanjur begitu jauh
aku akan mengembara, melantur di seluruh penjuru bumi
bertanya-tanya apakah kau akan kembali?
apakah kau akan meninggalkanku disini meregang mati?


Setelah menangis ringan oleh rindu, saya menggunakan energi terakhir malam itu untuk menemukan jalan pulang ke hostel, dan karena lelah saya langsung tertidur lelap.

***

Pagi itu rasanya malas beranjak dari tempat tidur, awal bulan Maret, di eropa timur ini udara masih terasa dingin. Saya memilih istirahat dengan selimutan sambil browsing, karena akan menulis catatan perjalanan, maka saya mencari tahu tentang cafe yang saya datangi tadi malam. Rupanya, potret wanita yang memenuhi tembok tadi malam itu adalah juga nama dari cafe tersebut, Melina.

Dan cafe itu adalah bentuk penghormatan bagi wanita yang disebut-sebut juga sebagai Dewi Yunani yang terakhir.





Melina Mercouri, rupanya adalah seorang politisi, penyanyi dan actrees yang mempunyai banyak pemuja. Tak hanya cantik dan berprestasi, pandangan dan kepribadiannya menginspirasi orang-orang besar pada zaman nya, dari para politisi, dan selebritis lainnya. Bahkan vokalis band Queen, Freddie mercury menyebut nama sebutan/alias bagi dirinya, "Melina", foto besar Melina ini juga muncul di scene film Bohemian Rhapsody saat Fredie baru pindahan ke rumah baru.

Namun, justru yang membuat saya tersenyum adalah....ternyata....cafe melina itu adalah cafe yang ingin saya kunjungi di google image beberapa tahun kemarin,.....pantas saja saya tak mengenalinya dari luar karena foto di internet itu diambil saat musim semi, dan takdir mengantarkan saya untuk mengenal cafe seorang wanita legendaris yang pernah hidup dan berjaya pada masa lampau di negeri para dewa ini. Rupanya keinginan terpendam juga bisa mengantarkan pada jalan nya.


                          ****


Share:

Pengorbanan seorang Biksu yang merubah dunia

Salah satu band favorit saya saat zaman SMP, adalah sebuah band rap metal bernama Rage against the Machine. Terlepas dari musik nya yang menjadi favorit, vokalis band ini Zack de la rocha, sangat mengemari politik dan sejarah. Dan dari band ini  pula lah saya jadi belajar sedikit tentang politik.  Dan tak lama dari itu saya mulai mendengarkan band ber-genre hardcore yang umumnya menyuarakan keadilan, luapan kebencian, kekecewaan dan ketidakpuasan akan aturan dan pemerintahan yang korup. Dan saat masa-masa itulah, saya masuk ke dalam komunitas musik Underground di Bandung pada sekitar tahun 1995.

Pada saat itu,  khususnya  penyuka musik hardcore teman sekomunitas lain, mereka juga ter-influence akan politik, sejarah dan agama, diskusi komplek tentang sosialis komunis mulai diangkat, termasuk di dalamnya dicampur isu politik mulai dari tema-tentang rasisme, fasisme sampai bahasan para filusuf. Selagi hang out, biasanya tema nya pun makin meluas termasuk  obrolan sejarah musik para penyanyi legendaris, atau cerita tentang pahlawan sampai mafia kelas kakap.

Tak sampai disitu tentunya, diskusi merambat ke teori konspirasi plus cerita tentang kaum kapitalis pemilik fast food dan kedai kopi ternama di dunia.

Lalu, terlepas dari bahasan diatas. Cerita kegemaran saya pada Rage against the machine, dan masa lalu saya bersama komunitas, justru mengantarkan saya mengunjungi Saigon alias Ho chi min city pada akhir 2010. Setelah meng explore kota  dan mengunjungi beberapa area menarik di negara komunis ini, saya juga mengunjungi war museum, dan disanalah saya melihat gambaran potret perang yang sangat menyedihkan. Amerika serikat melakukan intervensi saat Vietnam memerangi perancis yang hendak merebut Indochina.

Lalu setelah disana selama seminggu, dan sedikitnya beradaptasi dengan setir jalan sebelah kanan jalan dan jumlah pengguna sepeda motor yang jumlahnya sangat membludak, dipersimpangan jalan saya teringat dengan cover  kaset band Favorit saya itu.

Gambar depannya adalah foto seorang Budhist yang  melakukan pengorbanan dengan membakar dirinya sendiri karena aksi protes penganiayaan umat Buddha di Vietnam selatan ini.
 
Di tengah-tengah Perang inilah, Vietnam Selatan sedang mengalami periode intoleransi agama. Meskipun umat Buddha mencakup sekitar 80 persen dari populasi, Ngo Dinh Diem, Presiden Vietnam Selatan pada saat itu, adalah seorang Katolik yang telah dengan tegas menelanjangi kebebasan beragama umat Buddha.

Umat ​​Budha tidak diizinkan untuk mengibarkan bendera agama mereka, dan secara terbuka kebebasan mereka didiskriminasi oleh umat Katolik. Meskipun umat katolik lebih sedikit jumlahnya, merekalah kebetulan yang saat itu memegang posisi kekuasaan yang lebih tinggi. Sejumlah protes dilayangkan oleh kelompok besar umat Buddha pada musim semi tahun 1963, karena banyak ditemui kekerasan dan kematian baik dewasa dan anak-anak akibat ulah polisi dan pemerintah.

Akibatnya, pada 11 Juni 1963, seorang biarawan tua bernama Thich Quang Duc memutuskan melakukan ritual bunuh diri di tengah persimpangan di jalan kota Saigon. Dia duduk dalam posisi lotus ketika para biarawan lainnya diminta menuangkan bensin ke kepalanya. Setelah Duc mengucapkan doa Buddha, salah seorang rekan kerjanya menyalakan korek api dan menjatuhkannya ke pangkuannya, dan ia membakar dirinya sampai tak bernyawa.

Kerumunan yang telah berkumpul tertegun oleh tindakannya, dan pengorbanan nya berhasil di potret oleh beberapa wartawan dan fotografer Barat. Foto biarawan yang dibakar itu menjadi gambar yang tak terhapuskan pada era tahun 1960-an, dan kematiannya merupakan titik kritis bagi perjuangan toleransi beragama di Vietnam.



Sampai hari ini foto dari jepretan Malcolm Brown, Burning monk telah menjadi simbol universal pemberontakan dan perjuangan melawan ketidakadilan.  Dan kematiannya telah  jauh lebih dari itu. Itu adalah tindakan pembangkangan terhadap pemerintah yang korup  dan tidak berperi kemanusian. Foto ini berhasil memicu revolusi, penggulingan rezim, dan bahkan mungkin menjadi alasan bahwa Amerika memasuki Perang Vietnam.

Buah pengorbanan Duc adalah reaksi berantai yang efeknya masih dirasakan hingga hari ini, saat kaki saya menginjakan langkah di Saigon 10 tahun lalu, semuanya dimulai oleh satu percikan api yang membakar semangat perubahan yang telah dinyalakan oleh aksi protes seorang biksu, dirinya melakukan pengorbanan agar dunia mengalihkan pandangan kepadanya, dan akhirnya.. dalam kepedihan jiwa dan raga nya, ia berhasil mencapai Nirwana dalam kemenangan. Kematian Thich Quang Duc tidak hanya merubah lebih dari satu kehidupan. pengorbananya telah mengubah seluruh dunia. 💖💖💖

Share:

Ayyuthaya kota peninggalan kuno kerajaan Siam

Bangkok  adalah salah satu kota yang menjadi salah satu wisata Favorit saya. Setelah beberapa hari menjadi turis di kota yang juga disebut City of Angel ini, saya berencana untuk melakukan daytrip untuk mengunjungi provinsi sebelah yang dulunya merupakan ibukota dari negeri Siam kuno.

Untuk sampai kesana saya harus menempuh jarak  kurang lebih 80 km dari pusat kota. Pagi itu sebuah mobil mini bus sudah menunggu di depan tempat saya menginap, dan tepat setelah saya menghabiskan sarapan ringan, seorang pria mendatangi saya dan menunjuk nama dalam kertas untuk memastikan bahwa ia menjemput orang yang tepat, yup thats me!

Di dalam minibus saya duduk bersama turis lainnya, dari percakapan mereka bisa ketahuan dari mana saja mereka berasal, dan saya duduk di tengah bersama orang israel dan Inggris. Sementara di kursi belakang 3 orang kebangsaan perancis bicara terus menerus hampir sampai tujuan 😁. Dan setelah 2 jam perjalanan, minibus kami sampai ditujuan di situs bersejarah Ayyuthaya.


Sampai disana saya memandangi reruntuhan kuil kerajaan Siam ini, tempat ini merupakan bagian dari Unesco heritage site yang dilestarikan, Karena kota yang lumayan besar dan terdiri dari sekitar 67 tempel dan reruntuhan maka untuk menuju spot-spot bersejarah ini kita harus berkendara menggunakan minbus tersebut. Dan karena tour ini singkat maka kita hanya bisa mengunjungi beberapa temple saja.

1. Wat Matmahat




Ini adalah temple persinggahan pertama dan yang menarik dari  tempat ini adalah sosok dari kepala Buddha yang dikellilingi oleh akar pohon yang kokoh dan tua, dan saat mengambil gambar para turis dianjurkan jongkok atau membungkuk untuk menghormati agar kepala kita tidak lebih tinggi dari Buddha

2. Wat Phra Si Sanphet




Yang merupakan temple paling bersejarah di sekitar komplek Ayyuthaya ini, 2 rumah stupa disana adalah  tempat abu dari ayah dan kakak dari sang raja Rama Thibodi, sementara stupa ke 3 berisi abu milikya.

3. Wat Lokaya Sutha




menurut saya ini adalah situs yang paling menarik dari beberapas situs disana, selain dari reruntuhan kerajaan di tempat ini juga terdapat patung Buddha tidur dengan tinggi 42 meter dan lebar 8 meter. Biasanya Buddha ini dibungkus oleh kain berwarana orange terang.

4. Wat phra mahathat




Yang merupakan salah satu tempat ibadah di kerajaan Ayyuthaya, bukan hanya karena merupakan pusat barang peninggalan Buddha yang paling dekat dengan Grand Palace. Pada masa lalu tempat ini merupakan tempat untuk peringatan dan perayaan pesta.


Opsi menuju ke Ayyuthaya dari Bangkok: 

1. Bis dari Mo Chit stasion (50Bath). sesampai disana menggunakan Taxi atau tuktuk (200 bath/jam atau 600 Bath keliling area Ayyuthaya, dan kendaraan ini bisa untuk 4 orang )
2. Mini van, mangkal di Victoria monument, dan berangkat jika sudah full (100 Bath)
3. Taxi untuk yang ingin private menuju kesana ini bisa jadi alternatif, harganya muali dari 1000 Bath
4. Mengikuti day tour seperti saya melalui travel agent 850 Bath include makan siang, tiket masuk temple dan pp hotel (harga agent bervariasi)

Fyi : harga diatas adalah kisaran tahun-tahun kemarin, setiap tahunnya harga diatas bisa mengalami perubahan 

Share:

Happy Buddha

Hampir di setiap kota besar selalu ada area penginapan untuk para backpacker atau budget traveler, dan saat saya mengunjungi Jogja setahun kemarin saya memutuskan untuk menginap di area yang dikenal dengan istilah kampung bule ini, nama jalanya dikenal dengan Jalan Prawirotaman. Jalan ini sebenarnya ada 3, yaitu Prawirotaman 1, 2 dan 3 namun yang paling digandrungi adalah yang pertama. Meskipun pada zaman dahulu area tempai ini adalah pusat penghasil batik cap dari keturunan Prawirotaman  dan selain itu area ini adalah daerah markas prajurit Prawirotaman dan laskar pasukan hantu maut saat zaman perjuangan kemerdekaan.


Namun seiring jalan sekarang area ini sudah sarat oleh penginapan yang disinggahi oleh turis asing dan juga merupakan alternatif backpacker selain di gang-gang jalan Malioboro yang terkenal itu. Dan Prawirotaman yang berjarak 25 menit perjalanan dengan motor dari Malioboro ini tidak sehiruk pikuk dan sebising di pusat kota. Karena banyak turis asing yang menginap, di jalan ini juga ditemukan art gallery, money changer, cafe dan resto-resto dengan menu eropa dan yang harus dicoba cafe ice cream IL Tempo Gelato yang rasanya yummy.




Dan tujuan saya menginap adalah hostel backpacker bernama Happy Buddha.  dari jalan Prawirotaman 1 menuju hostel ini harus masuk lagi ke dalam gang kecil,setelah jalan beberapa meter penginapan ini sudah terlihat plang nya. Dan begitu sampai di lobby penginapan, athmosfer tempat ini terasa sekali begitu homie dan staff yang bersahabat membuat saya langsung kerasan.





Penginapan ini mempunyai tempat makan yang tidak terlalu luas. halaman depan untuk duduk dan area lounge yang dipasang hammock dan bantal-bantal empuk, cocok untuk sekedar baca-baca dan hangout. Setelah check in rupanya saya kebagian kamar paling depan, setelah masuk ke dalam rumah tembok-tembok semua kamar ini rupanya dihiasi mural etnik dengan tema yang berbeda-beda.  Di hostel ini juga ada pilihan kamar dorm alias sekamar mix dengan para turis lain dan menggunakan fasilitas toilet sharing. Untuk breakfast piihannya hanya ada toast dan pancake serta plus buah-buahan.



Alamat Happy Buddha
Jalan Prawirotaman 1 MG III/537C Mergangshan

Harga kamar (info hitungan standar kisaran)
1. kamar standar double dengan kipas                            Rp. 175.000,-
2. kamar standar double dengan AC                               Rp. 250.000,-
3. kamar asrama                                                              Rp.   60.000,-
Share:

Batu caves



Selagi berada di Kuala lumpur , salah satu day trip yang bisa dilakukan adalah mengunjung Pura Hindu yang letaknya sekitar 17.5 km dari utara K.L dan biasa ditempuh dalam setengah jam atau kurang. Yang menarik dari pura ini karena berada di antara tebing batu yang berusia 400 tahun. Tempat ini dibangun oleh umat hindu untuk mengormati  kemenangan dewa Muruga dari iblis Soorapadam, yang merupakan patung Muruga yang tertinggi di dunia karena mencapai 43 meter kurang. Dan meskipun berada di Malaysia, tenyata keseluruhan dari pembutan dewa ini semua dari Thailand. Dan biasanya bulan Januari dan Februari tempat ini dipenuhi para penjiarah dari negeri-negri tetangga.



Dari pintu gerbang utama Patung dewa yang berwarna emas ini begitu megah terlihat, setelah membayar tiket masuk, saya masuk ke lapangan yang sangat luas, dimana di pinggirnya dipenuhi stall makanan dan penjual sesajen. Dan tantangan untuk naik ke pura tersebut saya harus melewati sekitar 272 anak tangga, dan kenakalan monyet-monyet jahil.






Setelah menaiki anak tangga yang lumayan menguras tenaga, akhirnya saya sampai diatas gua yang sangat menarik, gua utama nya yang bernama Temple cave memiliki langit yang tinggi menjulang sehingg cahaya matahari yang masuk ke dalam gua  terlihat menarik. meskipun begitu athmosfer dalam gua ini terasa lembab dan dingin.


Cara menuju kesini ?

KL centre- KTM Komuter train stasion  :  4RMY (PP)
Kereta mulai dari jam 6.45am  dan kereta terakhir adalah 10.10pm
Ticket price                                              :  free



Share:

Things to do In Hongkong

Tertarik mengunjungi Hongkong? selain bebas visa negeri ini juga seru untuk dikunjungi.
Dibawah ini saya akan menuliskan beberapa list  rekomendasi tempat bagi yang tertarik mengunjungi Hongkong


1.  Ocean park

Menurut penelitian ada sekitar 1800 panda saja di alam liar, dan mereka tersebar di 6 provinsi    China. Dan ada sekitar 120 panda di seluruh kebun binatang di dunia, yang keseluruhannya adalah hadiah untuk negara yang dipercayai untuk memelihara panda-panda ini.
Dan saat saya berada di Hongkong 2008 lalu saat mendatangi Ocean park ini  selain day out menuju tujuan utama nya adalah untuk melihat hewan favorit saya. Tidak hanya panda bagi highlight theme park ini, ada beberapa ride dan taman yang asik dan seru dipakai jalan-jalan
entry fee : 480 $HK


2. Ngong Ping



Ngong ping adalah nama tempat dimana Tian Tan alias Big Buddha yang  terbuat dari perunggu dengan tinggi 34 meter dan berat 250 ton. Buddha ini duduk dengan megah di singgasanannya setelah pengerjaan 12 tahun lama nya. Untuk naik ke puncaknya lumayan menguras tenaga karena berada di atas puluhan anak tangga. Di area ini selain Big Buddha juga ada ada kawasan disekitrnya yang masih sangat alami, kalau saya bilang semakin berjalan jauh ke dalam semakih horor suasananya karena masih sangat sepi sekali. Di area ini juga ada temple dan tentunya toko souvenirs dan cafe.

Cara ke sini ?
Karena tempat ini berada di sebuah pulau bernama Lantau island, maka menuju kesini bisa menggunakan beberapa cara dari Hongkong island
1.MTR
2.Bis
3. Cable car
4.Taxi
5. Mobil sewa



3. Victoria Peak (The peak)

Tempat ini adalah tempat melihat Hongkong dari ketinggian dan mengagumi pelabuhan Hongkong yang sangat terkenal. View dari tempat ini sangat menajubkan jika dilihat malam hari, namun udara nya sangat dingin siap-siap saja memakai baju hangat jika ingin mendatangi tempat ini. Area ini juga merupakan komplek orang-orang kaya. Bagi yang tertarik mengunjungi tempat ini diharuskan membeli skypass menuju teras 428  di Mall yang terdapat disini. Selain dari melihat view di tempat ini juga tempat Maddam Tussaud nya Hongkong. Dan jika tertarik dengan coklat disini juga tempatnya Art of Chocolate museum. Untuk makan di area Victoria peak ini ada beberapa resto seperti resto jepang, amerika, fastfood, masakan china  dan masih banyak lagi




4. Disneyland

Oke jadi menurut saya ini adalah Disneyland terdekat yang bisa dikunjungi dari Indonesia. Kalo saya perhatikan ride di Disneyland ini lebih diperuntukan bagi anak-anak, sedikit sekali thrill ride nya, dan seperti Disneyland lainnya, saat sore hari mereka memperlihatkan pertunjukan tokoh-tokoh Disney di panggung, Hanya saja Cinderela, putri tidur dan putri saljunya orang chinese memakai wig 😁. Pertunjukan panggungnya lumayan menghibur karena penuh dengan musik, warna, laser dan kembang api. Dan tak ketinggalan mereke menyemprotkan "fake snow" ke udara memnerikan kesan sedang turun salju dimana-mana. Dan karena kebetulan saya mengunjungi Hongkong saat bulan December maka dekorasi natal dan pohon natal yang sangat megah menghiasi Disneyland ini.
enrty ticket : 418 HK$




5. Repulse Bay

Area Repulse bay ini berada di sebelah selatan pulau Hongkong, biasanya orang datang kesini untuk mengagumi pantai, berenang dan berjalan-jalan di sepanjang area yang sangat bersih dan tertata, karena tak heran komplek di kawasan ini adalah tempat tinggal kawasan orang-orang upperclass sehingga di design begitu cantik. Selain ada temple Budha, di tempat ini terdapat juga Stanley market dan cafe-cafe sepanjang pantai yang menyenangkan. Saya begitu suka tempat ini dan sangat kerasan berada disini.




6. Kawloon

Letaknya berada di sebelah utara pulau Hongkong, ideal untuk shopping. untuk menuju pulau ini bisa menggunakan Ferry dari pulau utama Hongkong. tempat yang bisa dikunjungi disini adalah ladies market yang stall nya bisa mencapai 100, Temple street  nightmarket bagi yang suka belanja malam hari. Selain itu ada bird market, flower market, goldfish market. Nah untuk yang tertarik barang antik bisa mengunjungi Cat street, dan bagi yang tertarik dengan barang elektronik bisa berkunjung ke Apliu street market.


nathan road







7. Victoria Harbour dan Hongkong walk of fame

Pelabuhan inilah yang manggabungkan Pulau utama Hongkong dan Kawloon. Melihat pelabuhan ini pada malam hari sangatlah wajib dilakukan. pemandangannya luar biasa. ratusan lampu dari gedung pencakar langit menghiasi pelabuhan ini. dan salah satu tempat yang wajib dikunjungi saat malam hari. Dan selain memandangi kilauan lampu, atau pertunjukan laser. jika tertarik ada beberapa cruise yang ditawarkan untuk mengitari pelabuhan ini.





Dan jika kita berjalan terus menyusuri pelabuhan ini, kita akan sampai di waterfron Tsim Sha TSui  Hongkong walk of fame modelnya Hollywood walk of fame yang dibangun untuk menghormati industri perfilman Hongkong. Disana terdapat jejak tangan artis-artis perfilman China, dan juga terdapat patung ternama Bruce lee.


Share:

Kampung Tulip


Di area ciwastra Bandung rupanya ada tempat rekreasi bernuansa Belanda. Untuk yang tinggal di area Bandung timur mungkin ini menjadi salah satu alternatif wisata untuk foto-foto dengan nuansa Belanda yang lebih dekat dibandingkan area Lembang yang sarat dengan sarana rekreasi.




Tempat ini berlokasi di Komplek Banyu Biru, Pasir Pogor. Sebenarnya agak random juga kenapa ada tempat rekreasi bernuansa Belanda disini, kabarnya sih karena ada kemiripan topografi dan sejarah yang kental antara Belanda dan Kota Paris Van java ini. Karena berada dalam komplek perumahan tempat wista ini juga tidak terlalu besar, dan tidak bisa dibilang wah jika dibandingkan dengan pesaingnya, namun bagi yang suka foto-foto dan jalan-jalan bersama anak atau teman, tempat ini bisa dijadikan alternatif.

Untuk masuk ke dalam area ini, disediakan parkiran parkir di area tanah kosong di sebelah. Dan begitu masuk di area depan disuguhi kincir angin dan bunga-bunga tulip palsu untuk ber-selfie ria.

Di dalam area ini terdapat Taman bunga dengan nuansa rumah belanda, dan spot foto selfie. Lalu ada spot air bagi yang suka mendayung dan bersepeda angsa. Kemudian ada spot aktifitas anak seperti memberi makan ikan dan juga kolam terapi ikan. Nah yang terakhir  cafe depan kolam. Meskipun bentuk stall nya bernuansa Holland, namun makanannya semuanya jajanan Bandung kok 😁Mulai dari cuanki, cilok, cireng, sosis bakar, bakso, mie rebus dan juga ada makanan berat seperti nasi Liwet di area cafe dekat taman bunga. Untuk minumannya pun lumayan beragam mulai dari Jus, ice cream, serta sop buah yang sangat segar.





Jadi overall tempat ini saya kasih 3 bintang dari 7. Tempat ini masih membutuhkan banyak renovasi
dan pemeliharan serta kebersihan, mungkin karena sudah memasuki tahun ke 3 sehingga tempat ini keliatan aga sedikit terbengkalai, padahal jika direnov ulang tempat ini bisa memberi nuansa baru yang plus untuk area bandung timur yang tak jauh dari kawasan Summeracon ini.

Harga Tiket Kampung Tulip : Rp 8000, -
Tiket perahu dayung sendiri : Gratis
Tiket sepeda boseh dan
perahu bebek                         : Rp 13000,-
Harga makanan                     :  mulai dari 8000 s/d 35000
Harga minuman                     : mulai dari 5000 s/d 15000




Share:

kuliner asik di Jakarta

Karena tinggal tak jauh dari Ibukota maka tempat ini paling sering dikunjungi dibanding kota-kota lainnya meski sekarang akses kesana bisa mancapai 5 jam pada hari dan jam tertentu, tapi untungnya karena akses kereta api masih ada maka jarak kesana bisa ditempuh dalam waktu normal sekitar 3 jam. Meski orang Jakarta setiap weekend malah main ke Bandung untuk menikmati jajajan dan udara lembang yang segar, sebaliknya saya bertolak ke kota ini selain untuk wisata kuliner juga cuci mata serta window shopping di mall-mall modern yang membuat saya merasa sedang berada di negara tetangga.

Selama disana setiap malam saya selalu mengunjungi Shisha cafe untuk menikmati makanan khas timur tengah dan menikmati jamuan Belly dance dan Hokah nya, Shisha cafe ini pertama saya coba di Legian Bali, karena rasa Shisa nya tidak kalah dengan Arab street di Singapore maka ketika menemukan cafe ini di Jakarta saya langsung bersemangat mencoba nya. Cafe ini begitu mencolok karena terdapat replika Shisa yang berukuran sangat besar di depan pintu masuk. Untuk Cafe Shisa sendiri di Jakarta ada empat yaitu Kebayoran Baru, Cilandak Town Square, diMenteng dan Kemang.



kemng33




Nah lalu selama sering bulak-balik Jakarta, makan di food court Mall atau di resto-resto metropolis bergaya western rasanya sudah cukup bosan, akhirnya saya menemukan beberapa restoran khas Indonesia yang sangat unik, dan resto ini adalah grup dari  Tugu yang juga mempunyai cabang di Malang, Blitar, Bali, Lombok.

Awalnya saya mendengar nama Tugu ini dari T.K katanya dia pernah menginap di hotel Tugu malang dan nampaknya dia terkesan dengan pengalaman bermalam di hotel ini. Setelah mencari tahu rupanya resto ini memang bagian dari Tugu hotel ini, melihat review dan serembet penghargaan yang digondol hotel dan restoran ini membuat saya semakin ngebet mengunjunginya.

Typical dari hotel dan resto grup Tugu ini rata-rata bertema sama, yaitu bangunan tua bergaya 1920an dicampur dengan tema campuran aura masa kolonial belanda dicampur dengan kesenian etnik Cina, Eropa, dan semi melayu. Sebenarnya dekorasi dari konsep tempat ini adalah percampuran dari budaya-budaya atau tepatnya saya sebut sebagai eclectic yang cantik. Tidak sulit menemukan restoran Tugu ini karena letaknya tak jauh dari Gambir, alamatnya di Teuku uamr no 1. Dari luar bangunan ini terlihat menjulang, dengan plang bertuliskan The Tugu Kunstkring Paleis.

Ketika membuka pintu-pintu besar yang mengapit tiang-tiang tinggi itu semerbak aroma bunga melati langsung tercium dimana-mana, aura yang menyejukan, ruangan yang cozy dengan kursi-kursi antik, cermin super besar nan mewah namun sekaligus tradisional. Tempat makan di resto ini tak hanya di area depan, di area tengahnya lebih formil dan bergaya abad pertengahan, bahkan yang memimpikan makan di meja panjang ala kerajaan disinilah tempatnya. Sebelah kanan merupakan ruangan pameran yang menjual kerajinan seni yang harganya sangat fantastis sementara di bagian belakang ruangannya lebih mirip restoran-restoran jawa yang formal, yang paling menarik adalah area Suzie wong lounge, ruangan nuansa Chinese dengan bar, lukisan-lukiusan dan seni Tionghoa yang kental serta model dari becak zaman dahulu yang dipajang ditengah ruangan. Di bagian belakang terdapat ruang pameran yang menawarkan barang-barang kerajinan mulai dari perhiasan sampai barang pajangan yang dibuat oleh designer kenamaan.




Kedua kalinya saya mengunjungi restaurant dari group Tugu ini adalah Lara djongrang yang berada di Teuku cik Ditiro no 4 Menteng. Tidak seperti The Tugu resto ini dari luar saya bilang kurang terlihat oke, persisnya lebih terlihat tua dan agak bernuansa horor, di dalam ruangan restaurant ini pun bagian yang paling terlihat oke adalah ruangan bagian depan, sementara bagian dalam nya berkesan tua dan kurang menarik hari meski begitu Lara Djongrang memiliki keunikan dari grup Tugu yang lain.










Ketika memasuki cafe Batavia, pelayan yang berbaju traditional jawa barat menyambut di pintu dan mempersilahkan masuk. Pada malam hari di tempat ini terdapat live musik.

Share:

Mie instan

Ibu saya mempunyai teman yang jarang sekali bepergian, beliau seorang guru dan setiap hari pulang dan pergi dijemput anak dan suami, jarang meninggalkan rumah apalagi sendirian, sepanjang hidupnya jarang pesiar dan yang ia ketahui nya bahwa dunia ini hanya sekitar yang ia lihat saja setiap hari, dan saat ibu saya bercerita pada beliau bahwa saya melakukan “backpacking with toddler ke Yunani” dia langsung berpikir kalo saya “wonder woman” .Sementara di belahan bumi lain, Martina seorang perempuan Eropa menganggap saya seorang turis biasa saja, seorang yang sedang pergi berllibur bersama anak. Dia adalah seorang backpacker yang sudah mengelilingi dunia selama bertahun-tahun dan telah melihat banyak hal, pengalaman travelingnya sangat banyak namun ia mengakui bahwa tak satupun dari perjalanannya itu, ia nikmati bersama seorang anak.
Saya sebenarnya tidak bisa menentukan apakah harus bersedih atau bergembira bagi kedua orang ini, untuk sebagian orang hidup dengan semua yang dia tahu seperti si ibu mungkin bisa lebih bersyukur dibanding dengen orang yang sering bepergian dan melihat banyak hal  seperti Martina sehingga jadi cenderungi kurang menghargai sesuatu yang sederhana, apalagi menghargai tempat yang biasa saja, karena toh di luar sana masih saja selalu ada tempat yang lebih indah, dan pola nya berlanjut tanpa henti, seperti sifat dasar manusia yang tidak pernah puas.   Mengacu pada kehidupan si ibu, untuk beberapa orang mungkin ogah hanya pergi berdua ratusan kilo meter dari rumah untuk bertandang ke rumah nya negeri para Dewa, seperti yang saya lakukan ini.
Saat itu saya dan Caty berada di Athena, memutuskan untuk melakukan ‘one day cruise menuju 3 pulau, Aegina, Phoros dan Hydra. Kita berdua sangat excited melihat ukuran kapal yang besar dan keadaan di dalam kapal cukup menyenangkan juga. Setelah kapal mulai berjalan 15 menit dari itu saya merasa mual, dan pusing, awalnya masih bisa saya tahan, karena saya masih sempat bisa menikmati pulau pertama Hydra yang sangat cantik, di pulau ini kita memutuskan untuk menaiki kedelai mengelilingi gang2 dengan rumah2 putih dengen pintu biru.
Screenshot_20180923-224200_Instagram-01
Trip ke dua menju Phoros sempat pusing juga, namun saya memaksakan makan buffet masakan fusion mediterania yang sudah disediakan, dengan musik dan hiruk pikuk orang saya merasa semakin buruk. karena sangat mual saya harus bulak balik ke toilet. Dan di pulau ke dua ini kita banyak menghabiskan waktu di kedai ice cream saja sambil berjalan-jalan ringan.
Screenshot_20180923-224134_Instagram-01
Setelah mengunjungi pulau terakhir mabuk laut saya makin menjadi, yang saya bisa lakukan hanya membenamkan wajah di meja saja, sambil sesekali berlari ke toilet, dan Caty yang baru berumur 4 tahun sangat perhatian sesekali ia membelai saya dan sesekali ia bermain-main sendiri melihat-lihat etalase dagangan yang berisi kalung-kalung mutiara nan cantik. Lalu tak lama dari itu saya meminta Caty untuk tetap bermain di kursi sebelah, karena saya ingin memejamkan mata sebentar.
Ketika terbangun saya tidak melihat dia di ruangan, saya mencarinya ke ruang makan , ke toilet, bahkan bertanya pada penjaga etalase tadi, tapi dia hilang, saya tidak melihatnya, sempat panik karena diluar angin kencang sekali muncul pikiran yang  buruk, ingin menangis rasanya….. Beberapa menit kemudian sosok anak kecil dengan rambut berantakan karena angin, mendekat, dan senyumnya terlihat jail. untunglah dia selamat.
Setelah beberapa menit tertidur saya merasa baikan dan saya menawari Caty memesan makanan atau snack namun tak ada satupun di menu yang menarik perhatian, Caty menunjuk ke etalase makanan, ada mie instan malaysia, dan karena itu juga yang membuat saya mood maka saya memesan mie tersebut. Namun rupanya staff di cafe dengan chef spesialis kebingungan dengan cara memasak mie instan tersebut. Kita menunggu lebih dari setengah jam (pasti sebelumnya tidak pernah ada yng pesan hihi)
Screenshot_20180923-224048_Instagram-01
Dan akhirnya mie intsan kita datang juga. Kita berdua menyantap mie itu sambil tertawa-tawa kecil diatas laut Agean  sambil melihat matahari terbenam. Dan warna sunset yang kemerahan menyinari wajahnya yang ceria, seperti wajah malaikat kecil yang bandel. Martina memang sudah mengelilingi dunia dan melihat ribuan sunset di tempat yang indah, namun dia tidak akan pernah merasakan perasaan melihat sunset dengan  seorang anak seperti caty yang mulutnya penuh dengan bumbu kuah mie instan …… : )



Share:

Popular Posts

Blog Archive

Categories

Recent Posts