Padang pasir di Indochina

Sebenarnya mengujungi tempat ini tanpa sengaja saat kebetulan sedang ada di Vietnam,  Kejadiannya saat melewati beberapa travel agent yang riuh-rendah di sepanjang kanan kiri jalan Pham ngu lao yang dikenal sebagai area backpacker hell yang sarat dengan penginapan murah dan street food yang terkenal ini.

karena gambarnya menarik saya spontan bertanya dimana tempat itu pada salah satu kios agent, akhirnya setelah cari tahu sana-sini, maka saya akhirnya memasukan tempat tersebut dalam list agenda saya, waktu 2 minggu yang saya punya selama di Vietnam dan Kamboja, masih menyisakan waktu barang 3 hari untuk keluar dari Ho chi min menuju area Mu ine yang seharusnya hanya berjarak 4 jam.

Typical, bis yang membawa saya menuju Mu ine ternyata berakhir memakan waktu 6 jam lebih plus berhenti dan sebagainya, dan karena tiba sudah memasuki sore hari serta besoknya pergantian tahun baru maka dengan susah payah dan kecewa harus mau mendatangi panginapan-penginapan yang berjejer di pinggir pantai yang rata-rata penuh dan harganya jadi melambung tinggi, setelah sekian lama berjalan akhirnya saya menemukan penginapan terakhir yang katanya baru buka beberapa bulan lalu ini rupanya masih menyisakan 2 kamar yang untungnya bersih dan masih terlihat serba baru, setelah negosiasi harga akhirnya deal dapat kamar seharga 120 ribu untuk tarif per malam nya, yes!

Dibandingkan Ho chi min yang hiruk pikuk dengan kendaraan bermotor, Mu ine yang letaknya berada di kawasan pantai ini lebih sepi dan melompong, untuk pantai nya sendiri saya tidak berharap terlalu banyak, alias tidak terlalu spesial, namun menikmati malam tahun baru di salah satu Beach bar bernama Pogo , lucunya saat itu tidak ada yang menghitung mundur menuju pergantian tahun, jadinya hanya mendengar beberapa kelompok yang datang bersama teman-teman satu gengnya berhitung masing-masing, namun saat itu ada yang mulai meyulut api besar diatas api unggun dekat pasir pantai sehingga malam pergantian tahun baru 2011 saat itu jadi terlihat meriah.  Setelah 1 buah Seesha dan Mojito, mata yang mengantuk tidak bisa diajak kompromi, maka akhirnya memutuskan kembali ke penginapan saat orang-orang masih menikmati malam dengan musik, party gelak tawa  dengan ember-ember kecil minuman penuh oplosan di tangan mereka, saya memutuskan untuk tidak tinggal terlalu lama dan kemudian terbangun di awal tahun yang baru.

SONY DSC
(fishing vilage)

Untuk menuju Sand dune (Doi Cat) alias padang pasir ini, dari area tempat saya menginap harus menggunakan kendaraan lagi, dibandingkan pergi menggunakan jasa agent, saya berencana menyewa motor dan bermodal peta yang didapat dari travel agent saja, menurut informasi jarak nya sekitar 45 menitan, maka setelah menikmati sarapan pagi maka perburuan pun dimulai. Menuju ke Sand dune ini pasti bakal melewati fishing village (Lang chai Mui Ne) yang terkenal, ratusan kapal nelayan terlihat disana, melihat pemandangan yang ramai itu, saya berhenti sebentar  sambil mengabadikan beberapa wajah nelayan dan kapal-kapal yang terserak di Muine bay tersebut. Jika tertarik, kamu bisa membeli kepiting, udang dan ikan untuk dimasak, saya sendiri lebih memilih meneruskan perjalanan.

SONY DSC

Rupanya sand dune ini ada yang berwarna merah, putih yang satu lagi coklat kuning ke-emasan, di padang pasir yang pertama tempatnya tidak terlalu seluas yang kedua, dan jarak yang satu ke yang lain lumayan jauh, namun sebenarnya justu yang membuat saya impress adalah pemandangan yang bisa kita lihat di kiri kanan jalan menuju kesana, ada semacam perpaduan tempat-tempat dalam kepala saya,  seperti berada di jalan menuju Nebraska di Amerika atau somewhere menuju gurun Australia, namun tiba-tiba ber teleport menuju pantai liar di Asia tenggara dan berakhir  di perkebunan buah naga dan terpukau di negeri bunga Lotus, it was great! (hanya bedanya saya tidak menggunakan Harley tapi motor bebek saja hehe)

SONY DSC
(pemandangan pantai sepanjang jalan)

DSC04582
   (negeri bunga lotus di padang pasir )

Sementara main Sand dune yang biasa disebut Bao trang ini sangat luas, bisanya orang datang kesini saat menikmati sunrise dan sunset, gurun pasir ini sangat menarik karena dikelilingi 3 sungai yang cantik, Bau Ong (Gentleman Lake), Bau Ba (Lady Lake) sungai terbesar, dang Bau Xoai (Mango Lake) sungai yang terkecil,  di area ini juga kamu bisa menyewa ATV atau sekedar papan yang biasa disewa untuk main seluncuran dari atas ke bawah. inilah menurut saya hebatnya gurun pasir di Asia tenggara, dimana-mana ya kalo mau melihat gurun pasir tidak ada acara pemandangan melewati pantai, bunga lotus, sungai atau melewati perkebunan buah naga :D

tips : beware of penjaja seluncuran ini mereka akan mengikutimu dan setengah memaksa terus sampai kamu akhirnya mau menyewa papan seluncuran mereka hehe.
DSC04570

(yup, thats me :p)
Share:

2 comments:

Popular Posts

Blog Archive

Subscribe

Categories

Recent Posts