• MATA FATIMAH

    Siang menjelang sore itu saya tiba di Santorini . Airport yang kecil di pulau kecil ini hiruk pikuk dengan turis yang datang ke tempat tersebut, dengan referensi teman mobil sewaan mobil kecil yang harganya kurang dari 50 euro perhari itu sudah terpakir manis di luar. Seorang pria meminta saya untuk mengisi formulir dan menandatangani beberapa berkas, dan menunjukan beberapa detail kecil, lalu setelah mengetes keliling bandara beberapa putaran untuk membiasakan setir kiri, maka.......

  • TULUM

    Mendengar Mexico sendiri mind set saya langsung teringat film telenovela, dan karena pemain film nya cakep-cakep dan ganteng-ganteng saya makin ngebet ingin mengunjungi tempat ini. Namun tentu saja Mexico bukan tentang pria bertopi sombrero dan makanan nya yang terkenal di mancanegra, namun juga kaya akan reruntuhan bangsa Maya, yang untuk saya adalah Jackpot, bagaimana tidak pergi ke salah satu pantai yang dekat terindah di laut Karibia dengan reruntuhan bangsa Maya, asik nya! Nah Jika kamu berkunjung ke Mexico dan kebetulan menyukai wisata alam seperti pantai dan sekaligus pecinta reruntuhan Tulum adalah jawabannya, tempat ini merupakan kombinasi dari pantai, zona arkeologi, dan sekaligus kota....

  • NUSA LEMBONGAN

    Sudah sering kali ke Bali namun baru kali ini kesampaian mengunjungi Pulau Nusa lembongan dan Nusa cenigan, yang terletak di sebelah tenggara pulau Bali, pulau ini sering disebut-sebut juga sebagai Gili island nya Bali. Awalnya trip ini tidak direncanakan sama sekali, namun muncul tiba-tiba selagi iseng melihat-lihat harga tiket, 3 hari sesudah lebaran tiketnya ternyata lumayan murah, maka spontan saja beli tiket, dan perjalanan kali ini saya mengajak anak dan ibu saya untuk berlibur......

  • JURNAL DI PHUKET

    Jalan-jalan ke pantai adalah favorit saya, karena terbiasa dimanjakan oleh pantai dengan pasir putih, kemilau air yang jernih, pohon kelapa yang daunnya melambai sepoi-sepoi tertiup angin dan langit yang berwarna biru cerah, saya jadi sangat picky untuk tidak pergi ke pantai yang terlalu crowded dan kotor. Menikmati pantai selagi liburan adalah hal penting untuk saya, karena itu juga saya selalu pilih-pilih tempat yang tidak terlalu turisti dan tidak terlalu banyak dikunjungi orang, alasannya selain tidak bisa bersantai, pantai yang dikunjungi banyak orang akan mengundang para pedagang asongan untuk selalu mengusik ketenangan, dan menurut pengalaman semakin banyak orang maka semakin banyak sampah yang terlihat di pantai......

  • Happy Budha

    Hampir di setiap kota besar selalu ada area penginapan untuk para backpacker atau budget traveler, dan saat saya mengunjungi Jogja setahun kemarin saya memutuskan untuk menginap di area yang dikenal dengan istilah kampung bule ini, nama jalanya dikenal dengan Jalan Prawirotaman. Jalan ini sebenarnya ada 3, yaitu Prawirotaman 1, 2 dan 3 namun yang paling digandrungi adalah yang pertama. Meskipun pada zaman dahulu area tempai ini adalah pusat penghasil batik cap dari keturunan Prawirotaman dan selain itu area ini adalah daerah markas prajurit Prawirotaman dan laskar pasukan hantu maut saat zaman perjuangan kemerdekaan.

INFODEMI LEBIH GANAS DARI PANDEMI



Konspirasi oh konspirasi,  disaat pandemi akan Covid 19 yang benar-benar telah membuat banyak orang depresi dan putus asa banyak orang mencari jalan pintas untuk mencari penjelasan membingungkan ini, tiba-tiba dunia lockdown, banyak orang di PHK, kehilangan lapangan kerja, kehilangan materi, sampai kehilangan akal.

I’m actually sick of conspiracy alasannya ? bukan saya anti dengan orang-orang yang percaya dengan teori ini, sah-sah saja mempunyai sebuah pemikiran berbeda baik itu pengaruh bias kognitif atau hasil pengetahuan dari buku, media atau dari teman-teman setongkrongan mu, bukan berarti  saya tidak mau membuka mata akan kemungkinan yang bisa saja make sense, yap banyak hal di dunia ini yang possible, 'ive been there done that' saya paham bagaimana pemikiran akan ketidakpuasan sebagai kaum minoritas yang sering dirugikan. Saya juga berpikir kalo ide-ide dari teori konspirasi ini menarik, 10 tahun kebelakang malah saya rajin membaca buku nya Jerry d gray. Namun kembali lagi jika saja sebuah data akan kejadian sesungguhnya bisa dimanipulasi oleh pihak-pihak tertentu, tentunya info-info tentang konspirasi pun sama saja bukan??

Manusia sendiri secara alami tidak menyukai ketidakpastian dan lebih condong pada hal yang terstruktur dan  tersusun, Ketika ada krisis atau perubahan cepat, manusia menganggapnya sebagai ancaman. Para ahli psikologi menduga, banyak orang bisa percaya teori konspirasi karena alasan psikologis. Hal itu tak lepas dari proses evolusi. Saat seseorang merasa tak berdaya dan terkucilkan, percaya ada kekuatan yang berkomplot untuk melawan minat atau kepentingan seseorang.

Teori konspirasi biasanya berkembang dalam situasi sosial dan politik yang serba tidak pasti, dari perang, krisis politik, krisis ekonomi, bencana alam, atau pandemi. Tak heran jika teori konspirasi muncul di masa penyebaran COVID-19. Para ahli menyebut banyak alasan mengapa seseorang bisa percaya pada teori konspirasi. Beberapa alasan ini dapat digolongkan ke dalam tiga garis besar, yakni: 

1. Alasan epistemik mengacu pada keinginan untuk memperoleh kepastian dan pemahaman. Di tengah kondisi yang membingungkan, kacau, berbahaya, atau penuh ketidakpastian, orang jadi ingin memahami sekaligus terdorong untuk menjelaskan apa yang terjadi. Dengan percaya teori konspirasi, seseorang jadi bisa membangun pemahaman yang konsisten, stabil, dan jelas akan suatu permasalahan. Bias konfirmasi juga dapat membuat seseorang percaya teori konspirasi. Secara alami, orang mencari informasi yang mereka anggap benar. Saat menemukan teori yang mendukung kepercayaannya, mereka pun dengan mudah percaya. 

2. Alasan eksistensial, menurut studi lain, orang percaya teori konspirasi agar lebih aman dan terkendali. Saat orang merasa terancam, mendeteksi bahaya dapat meredakan kecemasan. Menurut penelitian yang memahami motivasi eksistensial ini, ada bukti percaya pada teori konspirasi dapat membantu seseorang merasakan kontrol pada sesuatu. Tak pelak, banyak orang tertarik teori konspirasi sebagai cara untuk memahami dunia dan merasa bisa mengendalikan nasib mereka sendiri. 

3. Alasan sosial, Orang dapat termotivasi percaya pada teori konspirasi karena alasan sosial. mereka berpikir bahwa orang yang tidak sependapat adalah "musuh". Secara sosial, orang jadi mudah percaya saat satus sosialnya lebih rendah, dikucilkan dari sekitar, punya prasangka pada kelompok yang kuat. Dari beberapa alasan tersebut, dapat disimpulkan keyakinan pada teori konspirasi bisa muncul karena ingin mempertahankan diri. Ketika orang merasa dirugikan, mereka termotivasi untuk menemukan cara melindungi dirinya dengan menyalahkan orang lain, dan mencari kambing hitam atas suatu peristiwa. 

Kepercayaan pada teori konspirasi juga bisa mengakar karena banyak lingkaran sosial yang meyakini suatu kabar benar. Kendati sekilas tampak konyol, jika lingkar terdekat kamu banyak yang percaya, pemikiran yang tidak masuk akal pun bisa jadi masuk akal.  seperti ungkapan dari Paul Joseph Goebbels yang Disebut-sebut sebagai pelopor dan dan pengembang teknik propaganda modern. Paul diangkat oleh Adolf Hitler sebagai menteri propagandanya Nazi kala itu. Ia mengatakan ’’Sebarkan kebohongan berulang-ulang kepada publik. Kebohongan yang diulang-ulang, akan membuat publik menjadi percaya dan kebohongan yang paling besar adalah kebenaran yang diubah sedikit saja.’’ 

Meski tidak ilmiah, teori konspirasi tak selamanya bisa dipandang remeh. Beberapa peristiwa dunia melibatkan elemen teori konspirasi. Narasi seperti Protokol Zion bahwa Yahudi bersekongkol menguasai dunia, misalnya, muncul dari para pendukung Tsar untuk mendiskreditkan kaum komunis di Rusia pada awal abad ke-20. Dengan sejumlah modifikasi, teori konspirasi ini menjadi bahan propaganda kaum fasis Eropa sejak 1920-an dan akhirnya menjelma pembenaran untuk pemusnahan jutaan orang Yahudi dan siapapun yang anti-fasis.

Jauh sebelum itu, pada abad ke-18, padri Katolik Perancis bernama Augustian Barruel mengarang cerita tentang kerja-kerja Freemasonry dan Illuminati di balik kemunculan Diderot, Voltaire, dan filsuf-filsuf radikal lain yang gemar mengkritik institusi Gereja Katolik. Tak lama setelah kaum Jacobin berkuasa dan pasangan Louis Capet mati di dasar gilotin, Barruel menerbitkan buku tentang persekongkolan Freemasonry, Illuminati, dan Yahudi di balik Revolusi Perancis. Dari tangan padri reaksioner itulah semua mitos dan omong kosong tentang Freemansonry dan Illuminati menyebar ke seluruh dunia dan dipercaya oleh sangat banyak orang hingga hari ini.

Konspirasi juga menyebarkan hoax akan pandangan bahwa 5G menurunkan sistem kekebalan ternyata tidak bisa dibuktikan, Sistem kekebalan seseorang bisa menurun karena berbagai hal, misalnya karena kelelahan atau susunan makan yang tidak baik. Fluktuasi ini tidaklah besar, tetapi dapat membuat lebih rentan terkena virus. Meskipun gelombang kuat radio dapat menyebabkan peningkatan suhu, 5G sama sekali tidak cukup kuat untuk meningkatkan suhu seseorang ke tingkat yang berbahaya.


Saat ini bermunculan nama-nama seleb tanah air seperti  presenter kondang Deddy Corbuzier,  musisi Jerinx sampai bussinesman ahli ekonomi sekelas Mardigu mempunyai pendapat akan teori Konspirasi ini,  dont get me wrong here mengacu nama-nama diatas, saya suka kok dengan Deddy Corbuzier, especially Mardigu yang smart dan berpikiran kritis serta inovatif. Namun tentunya dari ide tentang covid 19 ini salah satu benang merah yang bisa ditarik dari mereka yang saya totally setuju bahwa tidak seharusnya kita takut berlebihan kepada media, Corona ini benar adanya namun tidak seharusnya ditakuti secara berlebihan.

Sekarang orang mulai banyak menanyakan mengapa orang meninggal karena kanker tidak diberitakan besar-besaran. Jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan itu sebenarnya ada. Tentu saja kanker berbeda dengan virus. Kanker tidak menular cepat lewat sentuhan dan bisa dihindari dengan berbagai cara. Pertanyaan lain soal kebenaran jumlah korban yang tidak bisa dijawab juga tak serta-merta membuktikan keberadaan apa yang mereka duga sebagai konspirasi.


STATEMENT JERINX KURANG DATA

Jerinx juga kerap melontarkan pertanyaan retoris  di sosmed nya sepertin: "Logika? Pertahun, jutaan manusia meninggal akibat kelaparan di seluruh dunia. Itu fakta. Kenapa ia tidak menjadi “pandemic”? Karena kelaparan tidak membunuh orang kaya!"

Perbandingan itu jelas keliru. Kelaparan merupakan masalah sosial dan seringkali berhubungan dengan ketimpangan ekonomi. Berbagai macam kasus kelaparan di dunia ini juga disebabkan oleh konflik bersenjata atau pengaruh dari embargo ekonomi. Namun kelaparan adalah salah satu yang bisa ditangani secara cepat dengan kepedulian, meskipun jutaan orang bisa tewas karenanya jika dibiarkan. 

Jerinx juga acapkali memposting beberapa info yang sebenarnya ada jawaban nya namun ‘terkesan memprovokasi’ tentang alasan kenapa orang dewasa diharuskan memakai masker di Inggris saja anak-anak  dilarang dipakaikan masker, ia mengatakan bahwa anak-anak notabene paru-parunya lebih sehat dibanding orang dewasa, jawabannya adalah : jalan pernafasan anak lebih kecil dibanding orang dewasa dan ketidak mampuan anak akan mengkontrol sesuatu di mulut mereka bisa menyebabkan ngejemilet bahkan menimbukan resiko tersedak jika terlilit karena dimainkan, anak kecil belum mempunyai kontrol akan penggunaaan APD sehingga tidak disarankan namun sepenuhnya menjadi kontrol orang tuanya saat berada di luar rumah. 

Watak dan mutasi virus SARS-CoV-2 hingga hari ini belum sepenuhnya bisa dipetakan. jika dilihat dari penularan nya yang massive, selama vaksin belum ditemukan, solusi untuk pandemi Corona, dengan selalu mencuci tangan, pembatasan sosial atau pemakaian masker secara umum masih berorientasi pencegahan. Di Belanda sendiri  setau saya penggunaan masker tidak terlalu diwajibkan lagi karena belum terbukti efektif 100 persen namun meski begini tetap saja di fasilitas umum masih diwajibkan untuk mengurangi resiko penularan pada orang yang rentan meskipun orang sekitar kita terlihat sehat. Di inggris sendiri penggunan masker hanya di angkutan umum atau masuk toko.

Jerinx juga menuduh media menyembunyikan data dan memanipulasi berita mengenai Covid-19. Sebenernya  menurut saya sendiri media memang layak dikeritik untuk alat kekuasaan, dan tak ayal digunakan sebagai brainwash  tak terbilang jumlah buku dan jurnal ilmiah yang ditulis untuk menujukan hal ini. Namun cara pikir Jerinx justru berangkat dari cerita anekdotal. Sesekali ia menopang argumennya dengan, “saya punya teman di beberapa negara tersebut, dan mereka bilang pada saya bahwa rumah sakit kosong'.  I mean, come on man! itu bukan bukti empiris, dan tidak bisa dijadikan sebagai informasi yang valid, masalahnya statement ini ditonton oleh jutaan orang Indonesia lainnya yang mungkin menganggap ini adalah 'rubbish'. Sesi Jerinx bersama Aiman di kompas TV juga membuktikan bahwa data yang dipunyai tidak cukup, beberapa kali Aiman mengatakan angka dan datanya didapat dari mana?  berkali-kali juga Jerinx tidak bisa memberikan jawaban jelas.

“Di Italia tidak terjadi pandemi” itu tentu saja tidak bisa ditopang oleh pernyataan satu dua orang teman yang tinggal di sana. Argumen ini sama saja bagai analogi melihat Monas dari lubang sedotan, bagaimana dengan wilayah Jakarta juga pinggiran lainnya. Klaim yang besar mesti ditopang oleh bukti yang besar pula. Jika Jerinx menilai data yang disodorkan media, baik di dalam dan luar negeri, mengenai jumlah penderita covid-19 telah dimanipulasi, maka ia harus menunjukkan bukti empiris manipulasi tersebut, serta menyodorkan data tandingan yang valid hanya dengan begitu baru banyak orang bisa menganggapnya serius

FYI sejak pandemi ini saya tinggal di Inggris, rumah sakit tidak kosong seperti kata 'teman' nya. Di beberapa area di Inggris sendiri penyebaran Corona dan kasus setiap kota berbeda rumah sakit kosong bisa saja di salah satu area semisal kota di provinsi Inggris seperti provinsi Cornwall yang jumlah penduduknya juga hanya 500 ribu orang, di area skala kota besar sekelas London keadaanya lebih parah.

Sebenernya ada banyak statement Jerinx yang menurut saya minus tentang teori konspirasi ini  karena data pendukung nya berupa dugaan pola-pola yang disambung-sambungkan dengan statement terlalu banyak kebetulan, mungkin satu kasus bisa saja benar namun ketika beberapa hal tidak benar, itu adalah tudahan serius. Terlepas dari ini bagaimanapun semua individu bebas menyatakan pendapatnya, sesuai pasal 28E ayat (3) UUD 1945 yang menyatakan, “Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat". Kemerdekaan mengemukakan pendapat merupakan sebagian dari hak asasi manusia.

Terlepas dari kurang sreg nya saya dengan statement nya, sebenarnya beberapa idenya  diluar konspirasi sendiri banyak kok yang make sense, dilihat dari postingannya yang lain juga Jerinx ini sebenernya orang yang penuh semangat, nasionalisis, kepeduliannya juga tinggi, ide-idenya nya juga penuh energi seperti penolakan reklamasi teluk Benoa adalah bentuk dari salah satu kepedulian nya tentang pulau Bali tempat ia tinggal.


WHO dan BGMF

Klaim khas teori konspirasi ini memang tidak berasal dari para seleb lainnya yang baru-baru ini makin bermunculan mungkin sebagian mencari pamor dan pansos saja sekelas Young lex atau Anji, atau beberapa seleb lain yang mulai sekedar ikut-ikutan, toh  teori konspirasi ini adalah penghilang dahaga sesaat bagi yang mencari jawaban akan kebingunan besar ini. World Health Organization menyatakan teori konspirasi menjadi masalah serius setidaknya pada Februari 2020. Penyebarannya lebih cepat daripada virus Corona dan membingungkan khalayak luas. Dan WHO ini adalah salah satu kambing hitam teratas dari skenario konspirasi ini. 

Saya sendiri tidak pro akan WHO atau atau pro vaksin, meminum obat-obatan dokterpun jika tidak perlu buat saya untuk apa, banyak rempah atau tumbuhan alami yang bisa menyembuhkan, dengan hidup sehat dan pikiran sehat sudah menjadi kunci penting. Sejak kasus ibu Siti Fadilah yang berani berbicara tentang tidak perlunya vaksin bagi flu burung, dan bagaimana beliau berani berbicara di depan PBB dan menolak WHO toh skala WHO pun buat saya yang awam pun bisa mencium bau bisnis dan jualan, bicara masalah vaksin ada banyak orang di dunia ini yang terlahir sangat sehat dan mungkin tidak membutuhkan vaksin namun tentunya banyak juga yang membutuhkan vaksin ini. Dan bangsa kita seharusnya mampu memproduksi vaksin sendiri, ah andaikan saja wakil rakyat kita mempunyai mental yang tidak mementingkan diri sendiri. Pasti negeri kita ini bisa maju dan memproduksi semua sendiri tanpa serba import sesuatu yang harusnya tidak perlu dan bisa kita produksi sendiri.


Konspirasi lainnya yang diduga membuat 459 ribu anak di India lumpuh karena vaksin polio yang membawa-bawa nama Bill and melinda foundation (BGMF) sukses menjadikan mereka juga menjadi kambing hitam sepaket dengan WHO ini tentunya. Postingan facebook yang dimulai dari suster yang tinggal di Inggris yang merasa tidak setuju dengan lockdown dan ekspresi ketidak puasan dari tirani pemerintahan telah membuat viral dunia akan berita yang keburu tersebar ini. Kasus yang menyebabkan catat di India seharusnya bukan karena vaksin oral namun suatu kasus karna bakteri dan virus, false news ini diduga disebarkan oleh keponakan John f kennedy yaitu Robert kennedy yang anti vaksin (anti vaxxer) yang memunculkan setidaknya 145 iklan anti vaksin lainnya sejak November 2019 lalu, Dan lagi-lagi menyeret nama Philantropis yang dituduh berjualan vaksin ini padahal sampai hari ini hak paten akan imunisiasi SARS-CoV-2 ini tidak dimiliki oleh Bill karena vaksin corona sampai hari ini pun saat tuisan ini saya publish belum ada keberadaanya karena masih dikembangkan dan diteliti. Jadi kalo mau bicara dugaan jualan pepesan kosong kah?? Buat apa?? Patent vaksin yang dimiliki Bill sejauh ini adalah avian infectious bronchitis virus (IBV) untuk burung. Kalo dirunut secara logika seorang Billionare yang mencurahkan hidupnya untuk beramal dan menyumbangkan jutaan dollar buat pendidikan, food bank dll, apa ia masih pengen mengeruk keuntungan di masa susah ini, disaat tiap tahun pun ia ngeluarin jutaan dollar secara cuma-cuma ??  😉 well, who knows. 

Teori konspirasi lainnya yang terkenal juga mengatakan bahwa Amerika tidak pernah mendarat di bulan, well mungkin beberapa tahun lalu ini bisa saja make sense, namun bagaimana dengan hasil foto teleskop  yang saat ini bisa menangkap jejak kaki dan bekas pendaratan di bulan. Apakah ini juga masih konspirasi ?😉


Oke!! walau bagaimanapun juga ini hanya tulisan dari orang awam yang masih perlu belajar banyak, feel free untuk koreksi dan diskusi. Pesan terakhir dari saya berhati-hatilah memilah informasi yang beredar saat ini terutama di sosial media, penyebaran infodemi bisa lebih ganas dan jauh lebih berbahaya dibandingkan pandemi sesungguhnya, filter setiap informasi apalagi itu sesuatu yang krusial, jangan mempercayai sebuah info dari satu sumber saja, netral, keep waras! Sehat selalu ya kawan !



Share:

Candu Traveling dan Saya

Ayah saya sering bilang kalo anak perempuan itu sebaiknya dirumah, atau Ia bilang 'mau kemana lagi ??  kau kan sudah sering sekali bepergian ??  apa tak sebaiknya uangnya ditabung untuk masa depan ?? '

Ayah saya tumbuh dan besar dalam budaya sunda yang kental, Namun dahulu pada masa Ia muda, seperti anak-anak pria pada masa nya, Ia juga mengalami saat-saat badung dan bandel, Ia tak sadar jika hobi nya yang sering keluar main, join geng motor dan tak betah dirumah menular pada darah daging nya sendiri, namun karena budaya dan dogma masyarakat yang lekat di nalar nya Ia terkadang ingin memposisikan anak nya untuk bersikap setara seperti anak perempuan lain hidup lurus, pendiam, penurut dan jadi anak rumahan. Ia tak sadar setiap ia menegur dan kesal pada kelakuan saya, yang terjadi adalah .... Ia sedang menegur dirinya sendiri yang hidup di kerangka lain jenis dengan ukuran lebih kecil, Ia sangat kebingungan, tanpa disadari, semakin saya bersikap mirip dengan dirinya, Ia  juga semakin kesal 😄

Entah darimana asalnya, tapi keinginan traveling saya ini muncul dan mendominasi sejak awal tahun 2000 an, tiba-tiba saja saya ingin ke Eropa dan tertarik mempelajari bahasa Jerman, kemudian saya coba-coba melamar kerja di Dubai. staff Mc Donald di negara bagian Amerika atau peruntungan apa saja yang bisa untuk bekerja di luar negri, ada sesuatu yang mendorong saya untuk bisa melihat dunia yang berbeda, mencoba hal baru dan bertemu orang yang berbeda. Saya bahkan mengalami zaman menulis surat untuk sahabat pena di luar negeri dan iseng membuat paspor padahal tabungan masih sangat minim 😂

Awal keluar negri itupun cuman mampu ke negara tetangga Singapura, dan awal kesana senangnya bukan main, melihat negeri orang yang serba teratur dan bersih membuat saya malah mempunyai obsebsi makin gila untuk traveling, saya harus kembali lagi ke sana...

Ketika suatu tahun, saya makin bisa sering traveling, saya makin sering bertemu orang, sering membaca dari buku dan internet, saya menjadi semakin memahami akan inti dari traveling. Dulu tiap ke luar negeri cuman hanya ingin foto-foto di spot wajib atau untuk bahkan menulis materi di blog bahwa saya pernah kesana, namun ternyata tak hanya itu, ketika saya tinggal di hotel berbintang saat traveling dan pergi tur dengan rombongan, saya sempat merasa ada sesuatu yang monoton, I mean 5 stars hotel is great dan kemana-mana ikut tur saya merasa kurang enjoy, saya tidak bisa stay lebih lama di tempat yang saya suka, tidak bisa melakukan jadwal dadakan dan semua terasa terburu-buru. 1 hari mengunjungi 5 spot badan capek, ada hasil foto, namun kenangan akan tempat itu tidak banyak, dan saya tidak terlalu menyukai rutinitas itu.

Di kesempatan lain saya mulai menonton film keluaran tahun 2000 berjudul The Beach  tentang seorang backpacker yang menemukan surga di kepulauan Thailand yang kemudian sejak film itu dirilis tempat itu menjadi penuh oleh Turis dan dikenal sebagai Maya Bay area Phuket, intinya karakter dari film ini adalah tentang menemukan arti dari sebuah perjalanan dimana si karakter berhasil menemukan jati diri nya sendiri dengan membuat dirinya tersesat, dan terkadang pengalaman yang tidak pernah kita pikirkan sebelumnya justru membawa hikmah besar dari hidup. Film yang diangkat dari novel tahun 1996 ini sudah menciptakan penganut kepercayaan baru bagi para pelancong akan perbedaan tourist dan traveler.

Artian traveling dengan backpack ini membuat saya semakin tertarik, apakah mereka ini adalah orang-orang yang melakukan sebuah perjalanan dalam mencari jati diri serta mencari arti hidup kah ?. karena di negara maju sendiri saya melihat orang-orang yang melakukan backpaking ini rata-rata adalah para remaja yang mulai beranjak dewasa, mereka mengembara mencoba survive di beberapa negera lain dan mempelajari hal baru agar menjadi bijaksana dan dewasa. Dan Yup benar sekali kawan, pengalaman adalah guru terbaik!.

Thailand dan India yang biasanya menjadi tujuan favorit para backpacker ini dan kemudian merambat ke asia tenggara lainnya, alasan nya ? banyak tempat spiritual, pantainya cantik dan murah. Meski awalnya sebuah kegiatan dalam pencarian Jati diri namun rupanya kegiatan seru ini rupanya sudah berubah menjadi candu, semua orang yang terkena candu ini masih melakukan kegiatan ini sampai umur tua. Pada kesempatan lainnya setelah saya juga manggilai spirit dari backpacker ini, saya juga sedang  tergila-gila dengan novel Edensor nya Andre Hirata dengan kata-katanya yang membakar semangat bagaikan ledakan Heroin dalam otak dan jiwa.

Aku ingin mendaki puncak tantangan, menerjang batu granit kesulitan, menggoda marabahaya, dan memecahkan misteri dengan sains. Aku ingin menghirup berupa-rupa pengalaman lalu terjun bebas menyelami labirin lika-liku hidup yang ujungnya tak dapat disangka. Aku mendamba kehidupan dengan kemungkinan-kemungkinan yang bereaksi satu sama lain seperti benturan molekul uranium: meletup tak terduga-duga, menyerap, mengikat, mengganda, berkembang, terurai, dan berpencar ke arah yang mengejutkan. Aku ingin ke tempat-tempat yang jauh, menjumpai beragam bahasa dan orang-orang asing. Aku ingin berkelana, menemukan arahku dengan membaca bintang gemintang. Aku ingin mengarungi padang dan gurun-gurun, ingin melepuh terbakar matahari, limbung dihantam angin, dan menciut dicengkram dingin. Aku ingin kehidupan yang menggetarkan, penuh dengan penaklukan. Aku ingin hidup. Ingin merasakan sari pati hidup!   

Nah bagi yang belum tahu, Edensor sendiri sih adalah nama sebuah desa kecil di salah satu provinsi utara Inggris yang ketika saya mendatangi tempat nya sendiri, saya ber-ekpestasi sangat tinggi, I mean sebuah desa cantik bisa menjadi inspirasi nama sebuah buku. It has to be great, isn't? Namun sayangnya saya kurang impressed, area sekitarnya sendiri adalah hamparan karpet dengan bukit-bukit kecil nan cantik, namun kalo saya harus bilang : hampir semua desa di inggris ya seperti itu, desa cantik itu hampir ada dimana-mana ketika kamu sudah mulai jerambah meng-explore desa-desa di Inggris, kamu akan melihat tipe-tipe desa cantik ini.

Lalu.....saya masih ingin melakukan backpacking trip suatu hari nanti meski dunia sudah banyak berubah. Seiring umur sudah menua, saya sering ingin tinggal di hotel yang nice dan nyaman, dan setiap traveling saya lebih meng-asosiakan dengan kegiatan Holiday  dibandingkan kegiatan petualangan, atau pencarian hidup serta jati diri. Apakah saya sudah berubah menjadi flashpacker atau lazy tourist? Ah apapun lah itu sebutan nya, toh I"ve been there ... done it..... saya pernah mendatangi tempat-tempat yang tidak sedikit sampai hari ini, saya belajar pada  semangat dan senyuman orang-orang baru, saya pernah mencicipi dan mencium aroma yang tak saya dapat di sekitar tempat saya tumbuh, dan saya sangat bersyukur saya pernah diberi kesempatan ini olah Tuhan. Mungkin saat ini saya sudah ingin slow down dari marathon 10 tahun terakhir, terlebih lagi saya sudah sering sakit asam lambung. Sebenernya yang membuat saya sedih adalah .....saya takut melewatkan kesempatan belajar untuk menjadi kuat,  hmmm.....mudah-mudahan saya masih punya kesempatan untuk selalu traveling, kamu juga ya..... amien
Share:

Dysphoria angka, Prosa kaleng dan Hymne kesenyapan

Saint austell yang berjarak katakan sajalah 12 ribu km dari Bandung, adalah sebuah kota kecil yang menjajakan keteraturan dari sebuah provinsi bernama Cornwall yang jika musim panas di serbu orang, provinsi ini tidak seperti kota lainya di Inggris, penduduk di keseluruhan provinsi ini yang luasnya mencapai 3500 km lebih, hanya ditinggali setidaknya 600 ribu orang kurang, itu jumlah nya sama dengan 1 kecamatan di Bandung yang luas teritori nya 21x lebih kecil namun penduduknya 5x lebih banyak dari provinsi Cornwall. Hidup diantara 2 kota yang mempunyai latar belakang berbeda membuat saya melongo hampir setiap hari, di area luas ini saya setiap hari harus menempuh kemanapun dengan berjalan kaki, transportasi di area ini mungkin bisa lebih diandalkan kalo penduduk setengahnya tidak mempunyai kendaraan sendiri. Kontur di area yang dulunya pernah menjadi tembok pertahanan terhadap serangan perancis atau bangsa viking sebelumnya, membuat semua kota selalu berada di titik paling tinggi karena disana pula dibangun tembok pertahanan yang artinya banyak jalan menanjak, menukik dan menurun. Sebuah mesin transportasi tentunya jawaban dari rasa lelah namun mengendarai mesin berkapasitas 50 cc dengan watt dibawah 4 pun perlu yang namanya sebuah kertas bernamakan sim yang sayangnya tidak bisa dibuat dengan jalan 'nembak' seperti di Bandung.     

Berjarak 437 km dari London tentu saja saya bisa lihat kentara jika kota kecil  ini kurang lively, disini ada 1 bioskop, beberapa toko baju ternama, banyak agent perumahan, salon, beberapa toko daging, swalayan, toserba, dan pub serta sedikitnya restoran. Orangnya lebih ramah dari  orang-orang di London, namun sayang nya hampir tidak ada toko Asia. Semua orang yang ingin berdagang disini harus mengunjungi beberapa kantor untuk mendapatkan surat higienis level2 an dan kantor pajak tentunya. Di Bandung siapa saja bisa jadi wiraswasta  tak perlu surat izin ini itu, mungkin petugas pajak akan datang  karena ada kabar jika resto nya sudah banyak didatangi artis dan seleb tanah air atau sudah skala 500 orang pengunjung sehari.

Hari ini di Saint Austell saya kangen Jogjakarta sebuah kota yang berjarak kira2 413 km dari Bandung, kota yang penuh sentuhan masa keraton, pedagang Gudegnya  di pasar masih ada yang memakai baju kebaya tradisional, samping dengan gelung dan konde, mungkin khas dari kota ini juga membawa Riri riza memutuskan mengambi syuting film AADC 2 yang katanya sebuah film yang sarat dengan hasil para seniman, mesti saya akui kemasan film drama cinta remaja membuat seni nya tanpa sadar menjadi sebuah background yang apik dalam flm ini, pemeran Rangga sendiri menurut saya tidak se cute dulu dengan muka blasteran dan peran yang introvert dan cool membuat Cinta yang menurut saya justru jadi lebih good looking, karena perawatan wajah dan tubuh selama bertahun-tahun tentunya haha. Jogjakarta sendiri terakhir saya kunjungi mulai ingin membuktikan pada pasar sosial media bahwa kota itu juga sudah ikut-ikutan trendi dengan jajaran kota-kota lainnya seperti Bandung ,Malang, Surabaya.  Kalo Jakarta dan Bali sih tak usahlah ditanya lah. Banyak cafe-cafe dan tempat wisata baru yang menonjolkan suasana instagramable termasuk Punthuk Setumbu nya.




Mudah-mudahan sate klatak nya masih enak sampai hari ini, tengkleng atau gudeg dan krecek nya atau bakso klengernya, atau jajanan malioboro nya atau kopi arengnya, atau teh jawa nya, atau becak nya, atau pantai-pantai nya, atau candi-candi nya, atau batik-batiknya, keraton nya, bakphia nya, jalan Malioboro di malam hari, cafe di jalan Prawirotaman, pertujukan seni dan konser nya .... dan juga orang-orang yang pernah berbagi semua tawa denganku ....lalu rasa rindu itu  mempunyai jarak dan ia berjarak 13 ribu km dari sini.... Saint Austell yang selalu senyap....  hatiku pun begitu..  semesta bawa aku lagi kesana suatu hari nanti...


Share:

Gerd yang bikin senewen saat Layover di Doha,Qattar

Qatar airways yang menerbangkan saya dari Manchester ke Doha tiba pukul 06.00 pagi saat itu. Di pesawat menuju ke Doha saya lumayan mendapat tidur selama 4 jam lamanya. Jarak tempuh yang memakan waktu 6 jam cukup membuat pegal dan sakit pinggang, ini adalah pertama kalinya saya akan jalan-jalan ke kota Doha dengan waktu Layover 16 jam lamanya. Sebelum-sebelumnya  jika menaiki Qatar airways ini saya hanya memiliki waktu transit yang cenderung pendek sehingga tidak pernah bisa sempat keluar.

Begitu keluar pesawat saya mengikuti arah arrival atau kedatangan, tak perlu memikirkan bawaan bagasi  karena sudah otomatis di tranfser ke penerbangan malam nanti. dan proses keluar imigrasi memerlukan waktu 20 menit untuk mengantri, kebetulan pemegang paspor Indonesia memiliki 30 hari bebas visa untuk masuk ke negara ini. Oya sebelum pintu keluar Imigrasi ada layanan meja Qatar Airways yang bisa kita kunjungi utuk mendapatkan tour gratis ataupun tour berbayar.  Jadi hampir semua airport dan negara tujuan dengan airportnya sebagai Hub (airport singgah dan penghubung ke penerbangan berikutnya)  sebenarnya memiliki free tour jika waktu layover lama,  biasanya sih 6 jam amannya 8 jam minimal. Nah namun untuk tour gratis sayangnya waktunya tidak teralu lama, dan jika tidak book jauh hari ada kemungkinan penuh.

Waktu 16 jam sebenenarnya cukup bagi saya untuk mengunjungi tour Dessert nya Qatar hanya saja biaya yang dikeluarkan cukup lumayan dan saat itu saya memutuskan untuk jalan-jalan non tour saja. hanya bermodalkan paket  internet yang saya beli di kiosk saya memutuskan untuk bertanya saja tanpa research, dan memilih beberapa spot untuk dikunjungi, lalu saya mendatangi meja informasi untuk menanyakan posisi hop on-hop off bus, setelah memberi tahu nomer bis nya saya berjalan ke bagian mesin pembelian tiket. Bentuk mesinnya persis seperti mesin untuk mengisi E-money, kita masukan uang kertas, pilih kartu yang sudah kita pilih sesuai dengan hargan nya dan lalu kartu akan keluar. Nah untuk beli tiket ini saya menarik uang kertas terlebih dahulu di ATM dan kebetulan pecahan terendah adalah 100 riyal kalo dirupiahkan kisaran 80 ribu lebih untuk 1lembarnya. Karena uang itu yang saya punya saya cuek saja masukan, dan voila kartu  bis pp kota-airport  seharga 10 riyal keluar. TAPI ternyata mesin tersebut tidak mengembalikan 90 riyal saya, setelah bertanya-tanya pada orang sekitar, mesin itu memang tidak memberikan kembalian, karena itulah uangnya harus pas, belum apa-apa langsung bete 😑. Akhirnya saya mencari-cari tahu barangkali ada orang yang bisa buka mesin hahaha. Sedikit berlari-lari dan tanya sana sini saya akhirnya menemukan petugas tiket. yang bersedia menukar tiket saya dengan konsekuensi 10 riyal kartu saya tadi hangus, dan saya akan diberikan kartu all day pass seharga 20 riyal okelah pa yang penting saya dapat kembalian 70 riyal. Ah pagi-pagi sudah sial haha 😆

Maka naiklah saya bis nomer 777 yang mengantarkan saya ke pusat kota, yang berujung ternyata bis ini justru mengantarkan saya ke spot-spot utama, dan si supirnya sangat-sangat helpful dia memberi tahu tempat-tempat menarik dan dimana posisi turun nya dan dia juga yang memeberi tahu dimana saya harus turun. Sampai dipusat kota setelah dipikir-pikir buat apa beli hp on off bus yang harganya mencapai 500 ribuan kurang, kalo dengan bis ini saya bisa tap kartu seharian kemana-mana. Di pusat kota saya sempet mengisi perut di sebuah mall dan berjalan-jalan melihat isi toko-toko.

Rupanya Doha cukup modern, dan orang-orangnya keliatan lumayan laid back tidak ada aura negeri muslim yang strict, dan orang-orangnya cukup friendly, sebagai seorang perempuan yang tidak berjilbab jalan-jalan sendirian di negeri ini tidak ada pandangan aneh, apalagi para pegawai kelas bawah dan menengah di jalan mereka tersenyum dan nice. Attittude saudagar kaya look  yang saya rasakan yang kurang friendly, tapi status sosial seperti ini sih tak heran, di negera manapun, dengan apa yang mereka punya, tertangkap kesan bahwa mereka tidak harus tersenyum pada orang lain tanpa alasan jelas.




Setelah mengisi perut saya memutuskan menuju pasar saja, lalu  menuju Museum of Ismaic art (MIA) dan setelah itu mengunjungi pantai atau kawasan The Pearl. agar mendapat suasana malam dengen kerlap -kerlip gedung pencakar langit, gumam saya. Namun ternyata souk atau pasar Waqif  ini baru buka sore hari, siang hari hanya pemandangan pasar burung dan pasar hewan. sedikit kecewa akhirya menyebrang jalan menuju MIA yang jaraknya lumayan, untuk berjalan kaki.



Baru setengah jalan kaki sepertinya sudah mulai capek hehe, dan sepanjang Jalan menuju MIA ini suguhan pelabuhan dan kapal-kapal berjejer di tepi laut, dengan pemandangan gedung pencakar langit sangat impresif sekali, dan di dalam Museum ini bangunan nya sendiri merupakan hasil karya seni yang indah, banyak yang bisa dilihat dan dipelajari tentang sejarah seni muslim dari berbagai negara seperti China, India, Turki, Iran dan masih banyak lagi. Banyak sekali item yang bisa dilihat, mulai dari peralatan makan, karpet, baju jirah, senjata, bahkan kunci kabah ada disini.  Serunya lagi semua itu bisi dinikati secara free. Di museum ini saya hanya menghabiskan 2 jam saja karena saya tidak menggunaan audio guide, dan saya hanya menghabiskan waktu melihat pajangan-pajangan yang menarik saja untuk saya, sekalian sesekali duduk karena kaki mulai terasa nyut-nyutan .




Setelah puas berfoto mengambil objek menarik saya berusaha mencari pemberhentian bis yang ternyata sangat jauh sekali karena kaki sudah mulai terasa capek saya memutuskan duduk-duduk saja diatas rumput sambil memandangi pelabuhan dan kota,  taman-taman kota nya tersusun rapi, bersih, tak ada sampah dan taman nya asik untuk dipakai bersantai. Nah karena tak kunjung menemukan halte berikutnya akhirnya saya memutuskan menggunakan taksi saja menuju kawasan elite The Pearl, setelah cari tahu kisaran harga lewat website yang rupanya ga horribly expensive kalo mepet hehe 😄  Dan taxi yang saya naiki namanya Karwa mereka menggunakan argo dan applikasi taxi ini bisa di download jika diperlukan.

Untuk menuju The Pearl ini bis yang dinaiki adalah nomer 777 tadi sebenernya, namun karena jarak halte berikutnya tadi sangat jauh berkilo-kilo meter akhirnya menyerah 😅😅 Jadi pengendara di sini itu setirnya di sebelah kiri, dan tadipun untuk menyebrang sebenernya bingung karena mobil yang datang dari arah berbeda 😂.

Nah rupaya si The pearl ini adalah kawasan pulau artificial atau buatan dan menuju kesini kita harus melewati jembatan yang lumayan panjang. Begitu masuk kawasan ini pinggir kanan jalan terlihat sangat elite dan berkelas. Dengan membayar tarif sekitar 120 ribu saya diturunkan di tengah pusat pertokoan The pearl yang disebut Medina Centrale. semuanya serba modern, tertata, megah dan tipe bangunan nya menurut saya eclectic perpaduan dari beberapa style arsitektur  di beberapa negeri eropa. Saya mulai berjalan-jalan melihat pertokoannya, tampak beberapa mobil mewah lalu lalang di jalan ini, delaer mobil nya pun saya lihat menjual mobil dan motor berkelas seperti Maserati,
Porshe, Ferarri, Ducati dll.

Kawasaan the Pearl ini asik untuk dipakai jalan-jalan selain resto-restonya menarik, pelabuhannya pun menawan hati. Tipe-tipe rumah dengan kawasan yang beraneka ragam memiliki pemandangan indah di sekitarnya, jalan-jalan dan menghayal saja di sekitar sini sudah cukup menyenangkan apalagi saat memandang sunset di pelabuhan yang disebut Porto Arabia ini. tempatnya oke untuk foto-foto dan hangout.




Nah karena sudah jam 6 sore saya memutuskan berangkat menuju Waqif souk sekaligus menyantap makan malam dan mencoba Seesha di pasar yang terkenal dipenuhi kuliner malam ini. Perjalanan kesana cukup macet  dan memakan waktu lebih lama sampai akhirnya tiba di lokasi, namun selagi macet saya jadi punya waktu memandang kerlap-kerlip lampu yang sangat lively di kota ini . Doha pada malam hari sangat bersinar.

Pasar adalah salah satu agenda pertama ketika mengunjungi suatu negara, dan untuk negara-negara yang mayoritasnya islam saya selalu excited melihat yang mereka jual, karena pasaranya selalu identik dengan pedagang lampu-lampu khas timur tengah,



rempah-rempah, penganan yang unik dan pakaian serta kain yang berwarna-warni. Nah waqif souk ini begitu ramai pada malam hari. Tak hanya turis banyak sekali orang-orang lokal datang kesini untuk berbelanja dan makan malam. Jajanan street foodnya juga lumayan ada beberapa dan menurut saya semua itu selalu terlihat menarik.





Karena lapar saya memutuskan untuk menyantap menu masakan Mesir bonusnya lagi mereka menyajikan Seesha. Dengan ditemani 2 ekor kucing saya menyantap makan malam dan menikmati sajian Seesha yang setelahnya alih-alih membuat lambung saya merasa tidak nyaman, karena mual dan  mungkin menghirup kebanyakan asap saya jadi merasa tidak enak badan. Padahal masih ingin berjalan namun rasanya badan sudah tidak sanggup karena masalah gas yang tiba-tiba naik ke tenggorokan. Padahal masih ada 2 jam lagi sampai jadwal menuju Airport namun akhirnya saya menyerah.

Di meja Qatar airways saya diberi kursi roda dan didorong melewati antrian imigrasi yang sangat-sangat panjang mungkin kalo saya harus berdiri dan mengantri 40 menit baru selesai. semua serba cepat dan kilat sebelumnya mereka menawarkan dokter namun saya bilang belum perlu mungkin obatnya belum bekerja, setelah itu juga dalam 15 menit saya sudah diantar ke dekat gate dan diberi akses ke kantor staff untuk minum air hangat, kaki saya yang nyut-nyutan akhirnya bisa berisitirahat  dengan batuan kursi roda dan mobil buggy,  padahal kalo harus berjalan letak gate nya lumayan jauh, dan 1 jam setelah itu gas di lambung pun dengan bantuan obat pun perlahan-lahan menurun, setelah melihat jam take off masih 3 jam 😅  thank you Qatar airways 👍👍👍


Share:

'Bertemu' Melina di Plaka

Plaka dikenal sebagai lingkungan para Dewa dan karena kedekatannya dengan Acropolis di Athena. Plaka ini berada di lingkungan situs sejarah tertua di ibukota Yunani dan merupakan surga bagi para pejalan kaki baik turis lokal maupun turis dari seluruh penjuru dunia.


Potret Plaka pada musim semi

Plaka sendiri beralamat di jalan Adrianous yang terbagi menjadi 2 area yaitu Ano Plaka dan Kato Plaka. Area Ano plaka ini lokasinya tepat berada di bawah batu situs bersejarah Acropolis, sementara Kato Plaka berada di area persimpaangan Syntagma dan Monastrisiki. Dan Plaka ini mulanya berkembang di area reruntuhan kuno Agora.

Ketika saya berjalan  melewati Plaka, saya merasa seperti telah melewati  lompatan waktu. Rasanya bagai tiba-tiba menemukan diri saya di sebuah era, dan disinilah saya dapat merasakan orang-orang Athena lokal mengisinya dengan bersosialisasi di pub atau resto yang disebut juga Taverna. Di tempat ini mereka bernyanyi, menari, dan minum anggur putih khas negara ini yang disebut Retsina. Alunan musik syahdu lagu yang terdengar eksotis mengalun di udara seperti melekat mengikuti setiap saya berjalan melewati toko-toko dan Taverna, sementara di bagian kanan kiri, saya diapit oleh bangunan arsitektur neoklasik.



Saat saya berada disini, ada sesuatu yang terbangun dalam diri saya, seperti sedang bernostalgia dengan masa lalu yang anehnya justru belum pernah saya alami namun sudah pernah saya baca lewat buku yang berasal entah dari masa yang mana, rasa rindu yang menemukan tempatnya di bagian hati yang tidak saya sangka-sangka masih menemukan ruang. Seperti rasa rindu yang tidak pernah saya ketahui bahwa perasaan seperti itu akan pernah ada. Saya langsung jatuh cinta dengan tempat ini.




Dan saat disinilah saya tiba-tiba teringat akan foto sebuah cafe yang pernah saya lihat di internet, alasan saya mencari cafe itu? karena itu adalah foto cafe dengan jalan yang menarik bagi saya saat mencari kata kunci cafe di Athena beberapa tahun lalu. Karena cafe itu hanya ada di image internet tanpa keterangan pasti apa namanya, sulit menemukan info lebih lanjut, hanya saja saya menemukan petunjuk dari image yang berkaitan bahwa cafe dimana jalan itu berada adalah di suatu area turis bernama Plaka. maka entahlah bagaimana harus menemukannya di area yang lumayan luas. Enggan bertanya, enggan mencari tahu, saya membiarkan langkah kaki saya berjalan tak tentu arah, toh masih ada beberapa hari disini, mungkin saya akan mulai mencari tahu nanti.








Malam menjelang udara terasa begitu dingin, rasanya cuaca berada di angka 11 derajat, sambil celingak-celinguk saya mencari tempat yang hangat, dalam kepala saya hanya terfokus masuk ke dalam salah satu restoran, karena mulai gelap, saya bisa dibilang tersesat berjalan menuju hostel, maka dari itu saya memilih resto yang keliatan lumayan cozy dari luar. Setelah saya masuk dan duduk, saya memandangi foto seorang wanita yang memenuhi hampir semua tembok. Tatapannya begitu syahdu, sekaligus misterius. "Cafe yang menarik" ujar saya dalam hati.




Setelah memesan makanan yang lezat dan menyeruput teh hangat di dalam cafe yang athmofernya begitu melow. Alunan musik khas eropa dengan sentuhan jazz yang dipadu dengan seni tradisional rakyat berkumandang, saat itu mood saya berubah. Dalam temaram lilin di cafe ini saya merindukan seorang yang sangat jauh disana, dan yang bisa saya lakukan adalah melamun dan membaca buku puisi



KUCANDUI MULUTMU, SUARAMU, RAMBUTMU
jangan pernah pergi jauh, meski hanya untuk sehari
jangan pernah pergi jauh, meski hanya untuk sehari
karena, karena aku tak tahu bagaimana mengucapkannya:
sehari adalah waktu yang begitu lama
dan aku akan menunggumu di stasiun yang melompong ini
ketika kereta-kereta tak lagi singgah disini, tertidur
jangan tinggalkan aku, meski hanya satu jam, karena
sejak itu, tetes-tetes kecil kesedihan akan berpacu bersama
asap yang mengembara mencari rumah terseret hanyut
dalam diriku, mencekik hatiku yang sekarat
ah, barangkali siluetmu tak pernah larut di pantai
barangkali kelopak matamu tidak pernah berdenyar
di bentang jarak yang hampa
jangan pernah tinggalkan aku sedetikpun sayang
karena jika terjadi, kau akan terlanjur begitu jauh
aku akan mengembara, melantur di seluruh penjuru bumi
bertanya-tanya apakah kau akan kembali?
apakah kau akan meninggalkanku disini meregang mati?


Setelah menangis ringan oleh rindu, saya menggunakan energi terakhir malam itu untuk menemukan jalan pulang ke hostel, dan karena lelah saya langsung tertidur lelap.

***

Pagi itu rasanya malas beranjak dari tempat tidur, awal bulan Maret, di eropa timur ini udara masih terasa dingin. Saya memilih istirahat dengan selimutan sambil browsing, karena akan menulis catatan perjalanan, maka saya mencari tahu tentang cafe yang saya datangi tadi malam. Rupanya, potret wanita yang memenuhi tembok tadi malam itu adalah juga nama dari cafe tersebut, Melina.

Dan cafe itu adalah bentuk penghormatan bagi wanita yang disebut-sebut juga sebagai Dewi Yunani yang terakhir.





Melina Mercouri, rupanya adalah seorang politisi, penyanyi dan actrees yang mempunyai banyak pemuja. Tak hanya cantik dan berprestasi, pandangan dan kepribadiannya menginspirasi orang-orang besar pada zaman nya, dari para politisi, dan selebritis lainnya. Bahkan vokalis band Queen, Freddie mercury menyebut nama sebutan/alias bagi dirinya, "Melina", foto besar Melina ini juga muncul di scene film Bohemian Rhapsody saat Fredie baru pindahan ke rumah baru.

Namun, justru yang membuat saya tersenyum adalah....ternyata....cafe melina itu adalah cafe yang ingin saya kunjungi di google image beberapa tahun kemarin,.....pantas saja saya tak mengenalinya dari luar karena foto di internet itu diambil saat musim semi, dan takdir mengantarkan saya untuk mengenal cafe seorang wanita legendaris yang pernah hidup dan berjaya pada masa lampau di negeri para dewa ini. Rupanya keinginan terpendam juga bisa mengantarkan pada jalan nya.


                          ****


Share:

Pengorbanan seorang Biksu yang merubah dunia

Salah satu band favorit saya saat zaman SMP, adalah sebuah band rap metal bernama Rage against the Machine. Terlepas dari musik nya yang menjadi favorit, vokalis band ini Zack de la rocha, sangat mengemari politik dan sejarah. Dan dari band ini  pula lah saya jadi belajar sedikit tentang politik.  Dan tak lama dari itu saya mulai mendengarkan band ber-genre hardcore yang umumnya menyuarakan keadilan, luapan kebencian, kekecewaan dan ketidakpuasan akan aturan dan pemerintahan yang korup. Dan saat masa-masa itulah, saya masuk ke dalam komunitas musik Underground di Bandung pada sekitar tahun 1995.

Pada saat itu,  khususnya  penyuka musik hardcore teman sekomunitas lain, mereka juga ter-influence akan politik, sejarah dan agama, diskusi komplek tentang sosialis komunis mulai diangkat, termasuk di dalamnya dicampur isu politik mulai dari tema-tentang rasisme, fasisme sampai bahasan para filusuf. Selagi hang out, biasanya tema nya pun makin meluas termasuk  obrolan sejarah musik para penyanyi legendaris, atau cerita tentang pahlawan sampai mafia kelas kakap.

Tak sampai disitu tentunya, diskusi merambat ke teori konspirasi plus cerita tentang kaum kapitalis pemilik fast food dan kedai kopi ternama di dunia.

Lalu, terlepas dari bahasan diatas. Cerita kegemaran saya pada Rage against the machine, dan masa lalu saya bersama komunitas, justru mengantarkan saya mengunjungi Saigon alias Ho chi min city pada akhir 2010. Setelah meng explore kota  dan mengunjungi beberapa area menarik di negara komunis ini, saya juga mengunjungi war museum, dan disanalah saya melihat gambaran potret perang yang sangat menyedihkan. Amerika serikat melakukan intervensi saat Vietnam memerangi perancis yang hendak merebut Indochina.

Lalu setelah disana selama seminggu, dan sedikitnya beradaptasi dengan setir jalan sebelah kanan jalan dan jumlah pengguna sepeda motor yang jumlahnya sangat membludak, dipersimpangan jalan saya teringat dengan cover  kaset band Favorit saya itu.

Gambar depannya adalah foto seorang Budhist yang  melakukan pengorbanan dengan membakar dirinya sendiri karena aksi protes penganiayaan umat Buddha di Vietnam selatan ini.
 
Di tengah-tengah Perang inilah, Vietnam Selatan sedang mengalami periode intoleransi agama. Meskipun umat Buddha mencakup sekitar 80 persen dari populasi, Ngo Dinh Diem, Presiden Vietnam Selatan pada saat itu, adalah seorang Katolik yang telah dengan tegas menelanjangi kebebasan beragama umat Buddha.

Umat ​​Budha tidak diizinkan untuk mengibarkan bendera agama mereka, dan secara terbuka kebebasan mereka didiskriminasi oleh umat Katolik. Meskipun umat katolik lebih sedikit jumlahnya, merekalah kebetulan yang saat itu memegang posisi kekuasaan yang lebih tinggi. Sejumlah protes dilayangkan oleh kelompok besar umat Buddha pada musim semi tahun 1963, karena banyak ditemui kekerasan dan kematian baik dewasa dan anak-anak akibat ulah polisi dan pemerintah.

Akibatnya, pada 11 Juni 1963, seorang biarawan tua bernama Thich Quang Duc memutuskan melakukan ritual bunuh diri di tengah persimpangan di jalan kota Saigon. Dia duduk dalam posisi lotus ketika para biarawan lainnya diminta menuangkan bensin ke kepalanya. Setelah Duc mengucapkan doa Buddha, salah seorang rekan kerjanya menyalakan korek api dan menjatuhkannya ke pangkuannya, dan ia membakar dirinya sampai tak bernyawa.

Kerumunan yang telah berkumpul tertegun oleh tindakannya, dan pengorbanan nya berhasil di potret oleh beberapa wartawan dan fotografer Barat. Foto biarawan yang dibakar itu menjadi gambar yang tak terhapuskan pada era tahun 1960-an, dan kematiannya merupakan titik kritis bagi perjuangan toleransi beragama di Vietnam.



Sampai hari ini foto dari jepretan Malcolm Brown, Burning monk telah menjadi simbol universal pemberontakan dan perjuangan melawan ketidakadilan.  Dan kematiannya telah  jauh lebih dari itu. Itu adalah tindakan pembangkangan terhadap pemerintah yang korup  dan tidak berperi kemanusian. Foto ini berhasil memicu revolusi, penggulingan rezim, dan bahkan mungkin menjadi alasan bahwa Amerika memasuki Perang Vietnam.

Buah pengorbanan Duc adalah reaksi berantai yang efeknya masih dirasakan hingga hari ini, saat kaki saya menginjakan langkah di Saigon 10 tahun lalu, semuanya dimulai oleh satu percikan api yang membakar semangat perubahan yang telah dinyalakan oleh aksi protes seorang biksu, dirinya melakukan pengorbanan agar dunia mengalihkan pandangan kepadanya, dan akhirnya.. dalam kepedihan jiwa dan raga nya, ia berhasil mencapai Nirwana dalam kemenangan. Kematian Thich Quang Duc tidak hanya merubah lebih dari satu kehidupan. pengorbananya telah mengubah seluruh dunia. 💖💖💖

Share:

Ayyuthaya kota peninggalan kuno kerajaan Siam

Bangkok  adalah salah satu kota yang menjadi salah satu wisata Favorit saya. Setelah beberapa hari menjadi turis di kota yang juga disebut City of Angel ini, saya berencana untuk melakukan daytrip untuk mengunjungi provinsi sebelah yang dulunya merupakan ibukota dari negeri Siam kuno.

Untuk sampai kesana saya harus menempuh jarak  kurang lebih 80 km dari pusat kota. Pagi itu sebuah mobil mini bus sudah menunggu di depan tempat saya menginap, dan tepat setelah saya menghabiskan sarapan ringan, seorang pria mendatangi saya dan menunjuk nama dalam kertas untuk memastikan bahwa ia menjemput orang yang tepat, yup thats me!

Di dalam minibus saya duduk bersama turis lainnya, dari percakapan mereka bisa ketahuan dari mana saja mereka berasal, dan saya duduk di tengah bersama orang israel dan Inggris. Sementara di kursi belakang 3 orang kebangsaan perancis bicara terus menerus hampir sampai tujuan 😁. Dan setelah 2 jam perjalanan, minibus kami sampai ditujuan di situs bersejarah Ayyuthaya.


Sampai disana saya memandangi reruntuhan kuil kerajaan Siam ini, tempat ini merupakan bagian dari Unesco heritage site yang dilestarikan, Karena kota yang lumayan besar dan terdiri dari sekitar 67 tempel dan reruntuhan maka untuk menuju spot-spot bersejarah ini kita harus berkendara menggunakan minbus tersebut. Dan karena tour ini singkat maka kita hanya bisa mengunjungi beberapa temple saja.

1. Wat Matmahat




Ini adalah temple persinggahan pertama dan yang menarik dari  tempat ini adalah sosok dari kepala Buddha yang dikellilingi oleh akar pohon yang kokoh dan tua, dan saat mengambil gambar para turis dianjurkan jongkok atau membungkuk untuk menghormati agar kepala kita tidak lebih tinggi dari Buddha

2. Wat Phra Si Sanphet




Yang merupakan temple paling bersejarah di sekitar komplek Ayyuthaya ini, 2 rumah stupa disana adalah  tempat abu dari ayah dan kakak dari sang raja Rama Thibodi, sementara stupa ke 3 berisi abu milikya.

3. Wat Lokaya Sutha




menurut saya ini adalah situs yang paling menarik dari beberapas situs disana, selain dari reruntuhan kerajaan di tempat ini juga terdapat patung Buddha tidur dengan tinggi 42 meter dan lebar 8 meter. Biasanya Buddha ini dibungkus oleh kain berwarana orange terang.

4. Wat phra mahathat




Yang merupakan salah satu tempat ibadah di kerajaan Ayyuthaya, bukan hanya karena merupakan pusat barang peninggalan Buddha yang paling dekat dengan Grand Palace. Pada masa lalu tempat ini merupakan tempat untuk peringatan dan perayaan pesta.


Opsi menuju ke Ayyuthaya dari Bangkok: 

1. Bis dari Mo Chit stasion (50Bath). sesampai disana menggunakan Taxi atau tuktuk (200 bath/jam atau 600 Bath keliling area Ayyuthaya, dan kendaraan ini bisa untuk 4 orang )
2. Mini van, mangkal di Victoria monument, dan berangkat jika sudah full (100 Bath)
3. Taxi untuk yang ingin private menuju kesana ini bisa jadi alternatif, harganya muali dari 1000 Bath
4. Mengikuti day tour seperti saya melalui travel agent 850 Bath include makan siang, tiket masuk temple dan pp hotel (harga agent bervariasi)

Fyi : harga diatas adalah kisaran tahun-tahun kemarin, setiap tahunnya harga diatas bisa mengalami perubahan 

Share:

Popular Posts

Blog Archive

INFODEMI LEBIH GANAS DARI PANDEMI

Konspirasi oh konspirasi,  disaat pandemi akan Covid 19 yang benar-benar telah membuat banyak orang depresi dan putus asa banyak or...

Categories

Recent Posts