INFODEMI LEBIH GANAS DARI PANDEMI



Konspirasi oh konspirasi,  disaat pandemi akan Covid 19 yang benar-benar telah membuat banyak orang depresi dan putus asa banyak orang mencari jalan pintas untuk mencari penjelasan membingungkan ini, tiba-tiba dunia lockdown, banyak orang di PHK, kehilangan lapangan kerja, kehilangan materi, sampai kehilangan akal.

I’m actually sick of conspiracy alasannya ? bukan saya anti dengan orang-orang yang percaya dengan teori ini, sah-sah saja mempunyai sebuah pemikiran berbeda baik itu pengaruh bias kognitif atau hasil pengetahuan dari buku, media atau dari teman-teman setongkrongan mu, bukan berarti  saya tidak mau membuka mata akan kemungkinan yang bisa saja make sense, yap banyak hal di dunia ini yang possible, 'ive been there done that' saya paham bagaimana pemikiran akan ketidakpuasan sebagai kaum minoritas yang sering dirugikan. Saya juga berpikir kalo ide-ide dari teori konspirasi ini menarik, 10 tahun kebelakang malah saya rajin membaca buku nya Jerry d gray. Namun kembali lagi jika saja sebuah data akan kejadian sesungguhnya bisa dimanipulasi oleh pihak-pihak tertentu, tentunya info-info tentang konspirasi pun sama saja bukan??

Manusia sendiri secara alami tidak menyukai ketidakpastian dan lebih condong pada hal yang terstruktur dan  tersusun, Ketika ada krisis atau perubahan cepat, manusia menganggapnya sebagai ancaman. Para ahli psikologi menduga, banyak orang bisa percaya teori konspirasi karena alasan psikologis. Hal itu tak lepas dari proses evolusi. Saat seseorang merasa tak berdaya dan terkucilkan, percaya ada kekuatan yang berkomplot untuk melawan minat atau kepentingan seseorang.

Teori konspirasi biasanya berkembang dalam situasi sosial dan politik yang serba tidak pasti, dari perang, krisis politik, krisis ekonomi, bencana alam, atau pandemi. Tak heran jika teori konspirasi muncul di masa penyebaran COVID-19. Para ahli menyebut banyak alasan mengapa seseorang bisa percaya pada teori konspirasi. Beberapa alasan ini dapat digolongkan ke dalam tiga garis besar, yakni: 

1. Alasan epistemik mengacu pada keinginan untuk memperoleh kepastian dan pemahaman. Di tengah kondisi yang membingungkan, kacau, berbahaya, atau penuh ketidakpastian, orang jadi ingin memahami sekaligus terdorong untuk menjelaskan apa yang terjadi. Dengan percaya teori konspirasi, seseorang jadi bisa membangun pemahaman yang konsisten, stabil, dan jelas akan suatu permasalahan. Bias konfirmasi juga dapat membuat seseorang percaya teori konspirasi. Secara alami, orang mencari informasi yang mereka anggap benar. Saat menemukan teori yang mendukung kepercayaannya, mereka pun dengan mudah percaya. 

2. Alasan eksistensial, menurut studi lain, orang percaya teori konspirasi agar lebih aman dan terkendali. Saat orang merasa terancam, mendeteksi bahaya dapat meredakan kecemasan. Menurut penelitian yang memahami motivasi eksistensial ini, ada bukti percaya pada teori konspirasi dapat membantu seseorang merasakan kontrol pada sesuatu. Tak pelak, banyak orang tertarik teori konspirasi sebagai cara untuk memahami dunia dan merasa bisa mengendalikan nasib mereka sendiri. 

3. Alasan sosial, Orang dapat termotivasi percaya pada teori konspirasi karena alasan sosial. mereka berpikir bahwa orang yang tidak sependapat adalah "musuh". Secara sosial, orang jadi mudah percaya saat satus sosialnya lebih rendah, dikucilkan dari sekitar, punya prasangka pada kelompok yang kuat. Dari beberapa alasan tersebut, dapat disimpulkan keyakinan pada teori konspirasi bisa muncul karena ingin mempertahankan diri. Ketika orang merasa dirugikan, mereka termotivasi untuk menemukan cara melindungi dirinya dengan menyalahkan orang lain, dan mencari kambing hitam atas suatu peristiwa. 

Kepercayaan pada teori konspirasi juga bisa mengakar karena banyak lingkaran sosial yang meyakini suatu kabar benar. Kendati sekilas tampak konyol, jika lingkar terdekat kamu banyak yang percaya, pemikiran yang tidak masuk akal pun bisa jadi masuk akal.  seperti ungkapan dari Paul Joseph Goebbels yang Disebut-sebut sebagai pelopor dan dan pengembang teknik propaganda modern. Paul diangkat oleh Adolf Hitler sebagai menteri propagandanya Nazi kala itu. Ia mengatakan ’’Sebarkan kebohongan berulang-ulang kepada publik. Kebohongan yang diulang-ulang, akan membuat publik menjadi percaya dan kebohongan yang paling besar adalah kebenaran yang diubah sedikit saja.’’ 

Meski tidak ilmiah, teori konspirasi tak selamanya bisa dipandang remeh. Beberapa peristiwa dunia melibatkan elemen teori konspirasi. Narasi seperti Protokol Zion bahwa Yahudi bersekongkol menguasai dunia, misalnya, muncul dari para pendukung Tsar untuk mendiskreditkan kaum komunis di Rusia pada awal abad ke-20. Dengan sejumlah modifikasi, teori konspirasi ini menjadi bahan propaganda kaum fasis Eropa sejak 1920-an dan akhirnya menjelma pembenaran untuk pemusnahan jutaan orang Yahudi dan siapapun yang anti-fasis.

Jauh sebelum itu, pada abad ke-18, padri Katolik Perancis bernama Augustian Barruel mengarang cerita tentang kerja-kerja Freemasonry dan Illuminati di balik kemunculan Diderot, Voltaire, dan filsuf-filsuf radikal lain yang gemar mengkritik institusi Gereja Katolik. Tak lama setelah kaum Jacobin berkuasa dan pasangan Louis Capet mati di dasar gilotin, Barruel menerbitkan buku tentang persekongkolan Freemasonry, Illuminati, dan Yahudi di balik Revolusi Perancis. Dari tangan padri reaksioner itulah semua mitos dan omong kosong tentang Freemansonry dan Illuminati menyebar ke seluruh dunia dan dipercaya oleh sangat banyak orang hingga hari ini.

Konspirasi juga menyebarkan hoax akan pandangan bahwa 5G menurunkan sistem kekebalan ternyata tidak bisa dibuktikan, Sistem kekebalan seseorang bisa menurun karena berbagai hal, misalnya karena kelelahan atau susunan makan yang tidak baik. Fluktuasi ini tidaklah besar, tetapi dapat membuat lebih rentan terkena virus. Meskipun gelombang kuat radio dapat menyebabkan peningkatan suhu, 5G sama sekali tidak cukup kuat untuk meningkatkan suhu seseorang ke tingkat yang berbahaya.


Saat ini bermunculan nama-nama seleb tanah air seperti  presenter kondang Deddy Corbuzier,  musisi Jerinx sampai bussinesman ahli ekonomi sekelas Mardigu mempunyai pendapat akan teori Konspirasi ini,  dont get me wrong here mengacu nama-nama diatas, saya suka kok dengan Deddy Corbuzier, especially Mardigu yang smart dan berpikiran kritis serta inovatif. Namun tentunya dari ide tentang covid 19 ini salah satu benang merah yang bisa ditarik dari mereka yang saya totally setuju bahwa tidak seharusnya kita takut berlebihan kepada media, Corona ini benar adanya namun tidak seharusnya ditakuti secara berlebihan.

Sekarang orang mulai banyak menanyakan mengapa orang meninggal karena kanker tidak diberitakan besar-besaran. Jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan itu sebenarnya ada. Tentu saja kanker berbeda dengan virus. Kanker tidak menular cepat lewat sentuhan dan bisa dihindari dengan berbagai cara. Pertanyaan lain soal kebenaran jumlah korban yang tidak bisa dijawab juga tak serta-merta membuktikan keberadaan apa yang mereka duga sebagai konspirasi.


STATEMENT JERINX KURANG DATA

Jerinx juga kerap melontarkan pertanyaan retoris  di sosmed nya sepertin: "Logika? Pertahun, jutaan manusia meninggal akibat kelaparan di seluruh dunia. Itu fakta. Kenapa ia tidak menjadi “pandemic”? Karena kelaparan tidak membunuh orang kaya!"

Perbandingan itu jelas keliru. Kelaparan merupakan masalah sosial dan seringkali berhubungan dengan ketimpangan ekonomi. Berbagai macam kasus kelaparan di dunia ini juga disebabkan oleh konflik bersenjata atau pengaruh dari embargo ekonomi. Namun kelaparan adalah salah satu yang bisa ditangani secara cepat dengan kepedulian, meskipun jutaan orang bisa tewas karenanya jika dibiarkan. 

Jerinx juga acapkali memposting beberapa info yang sebenarnya ada jawaban nya namun ‘terkesan memprovokasi’ tentang alasan kenapa orang dewasa diharuskan memakai masker di Inggris saja anak-anak  dilarang dipakaikan masker, ia mengatakan bahwa anak-anak notabene paru-parunya lebih sehat dibanding orang dewasa, jawabannya adalah : jalan pernafasan anak lebih kecil dibanding orang dewasa dan ketidak mampuan anak akan mengkontrol sesuatu di mulut mereka bisa menyebabkan ngejemilet bahkan menimbukan resiko tersedak jika terlilit karena dimainkan, anak kecil belum mempunyai kontrol akan penggunaaan APD sehingga tidak disarankan namun sepenuhnya menjadi kontrol orang tuanya saat berada di luar rumah. 

Watak dan mutasi virus SARS-CoV-2 hingga hari ini belum sepenuhnya bisa dipetakan. jika dilihat dari penularan nya yang massive, selama vaksin belum ditemukan, solusi untuk pandemi Corona, dengan selalu mencuci tangan, pembatasan sosial atau pemakaian masker secara umum masih berorientasi pencegahan. Di Belanda sendiri  setau saya penggunaan masker tidak terlalu diwajibkan lagi karena belum terbukti efektif 100 persen namun meski begini tetap saja di fasilitas umum masih diwajibkan untuk mengurangi resiko penularan pada orang yang rentan meskipun orang sekitar kita terlihat sehat. Di inggris sendiri penggunan masker hanya di angkutan umum atau masuk toko.

Jerinx juga menuduh media menyembunyikan data dan memanipulasi berita mengenai Covid-19. Sebenernya  menurut saya sendiri media memang layak dikeritik untuk alat kekuasaan, dan tak ayal digunakan sebagai brainwash  tak terbilang jumlah buku dan jurnal ilmiah yang ditulis untuk menujukan hal ini. Namun cara pikir Jerinx justru berangkat dari cerita anekdotal. Sesekali ia menopang argumennya dengan, “saya punya teman di beberapa negara tersebut, dan mereka bilang pada saya bahwa rumah sakit kosong'.  I mean, come on man! itu bukan bukti empiris, dan tidak bisa dijadikan sebagai informasi yang valid, masalahnya statement ini ditonton oleh jutaan orang Indonesia lainnya yang mungkin menganggap ini adalah 'rubbish'. Sesi Jerinx bersama Aiman di kompas TV juga membuktikan bahwa data yang dipunyai tidak cukup, beberapa kali Aiman mengatakan angka dan datanya didapat dari mana?  berkali-kali juga Jerinx tidak bisa memberikan jawaban jelas.

“Di Italia tidak terjadi pandemi” itu tentu saja tidak bisa ditopang oleh pernyataan satu dua orang teman yang tinggal di sana. Argumen ini sama saja bagai analogi melihat Monas dari lubang sedotan, bagaimana dengan wilayah Jakarta juga pinggiran lainnya. Klaim yang besar mesti ditopang oleh bukti yang besar pula. Jika Jerinx menilai data yang disodorkan media, baik di dalam dan luar negeri, mengenai jumlah penderita covid-19 telah dimanipulasi, maka ia harus menunjukkan bukti empiris manipulasi tersebut, serta menyodorkan data tandingan yang valid hanya dengan begitu baru banyak orang bisa menganggapnya serius

FYI sejak pandemi ini saya tinggal di Inggris, rumah sakit tidak kosong seperti kata 'teman' nya. Di beberapa area di Inggris sendiri penyebaran Corona dan kasus setiap kota berbeda rumah sakit kosong bisa saja di salah satu area semisal kota di provinsi Inggris seperti provinsi Cornwall yang jumlah penduduknya juga hanya 500 ribu orang, di area skala kota besar sekelas London keadaanya lebih parah.

Sebenernya ada banyak statement Jerinx yang menurut saya minus tentang teori konspirasi ini  karena data pendukung nya berupa dugaan pola-pola yang disambung-sambungkan dengan statement terlalu banyak kebetulan, mungkin satu kasus bisa saja benar namun ketika beberapa hal tidak benar, itu adalah tudahan serius. Terlepas dari ini bagaimanapun semua individu bebas menyatakan pendapatnya, sesuai pasal 28E ayat (3) UUD 1945 yang menyatakan, “Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat". Kemerdekaan mengemukakan pendapat merupakan sebagian dari hak asasi manusia.

Terlepas dari kurang sreg nya saya dengan statement nya, sebenarnya beberapa idenya  diluar konspirasi sendiri banyak kok yang make sense, dilihat dari postingannya yang lain juga Jerinx ini sebenernya orang yang penuh semangat, nasionalisis, kepeduliannya juga tinggi, ide-idenya nya juga penuh energi seperti penolakan reklamasi teluk Benoa adalah bentuk dari salah satu kepedulian nya tentang pulau Bali tempat ia tinggal.


WHO dan BGMF

Klaim khas teori konspirasi ini memang tidak berasal dari para seleb lainnya yang baru-baru ini makin bermunculan mungkin sebagian mencari pamor dan pansos saja sekelas Young lex atau Anji, atau beberapa seleb lain yang mulai sekedar ikut-ikutan, toh  teori konspirasi ini adalah penghilang dahaga sesaat bagi yang mencari jawaban akan kebingunan besar ini. World Health Organization menyatakan teori konspirasi menjadi masalah serius setidaknya pada Februari 2020. Penyebarannya lebih cepat daripada virus Corona dan membingungkan khalayak luas. Dan WHO ini adalah salah satu kambing hitam teratas dari skenario konspirasi ini. 

Saya sendiri tidak pro akan WHO atau atau pro vaksin, meminum obat-obatan dokterpun jika tidak perlu buat saya untuk apa, banyak rempah atau tumbuhan alami yang bisa menyembuhkan, dengan hidup sehat dan pikiran sehat sudah menjadi kunci penting. Sejak kasus ibu Siti Fadilah yang berani berbicara tentang tidak perlunya vaksin bagi flu burung, dan bagaimana beliau berani berbicara di depan PBB dan menolak WHO toh skala WHO pun buat saya yang awam pun bisa mencium bau bisnis dan jualan, bicara masalah vaksin ada banyak orang di dunia ini yang terlahir sangat sehat dan mungkin tidak membutuhkan vaksin namun tentunya banyak juga yang membutuhkan vaksin ini. Dan bangsa kita seharusnya mampu memproduksi vaksin sendiri, ah andaikan saja wakil rakyat kita mempunyai mental yang tidak mementingkan diri sendiri. Pasti negeri kita ini bisa maju dan memproduksi semua sendiri tanpa serba import sesuatu yang harusnya tidak perlu dan bisa kita produksi sendiri.


Konspirasi lainnya yang diduga membuat 459 ribu anak di India lumpuh karena vaksin polio yang membawa-bawa nama Bill and melinda foundation (BGMF) sukses menjadikan mereka juga menjadi kambing hitam sepaket dengan WHO ini tentunya. Postingan facebook yang dimulai dari suster yang tinggal di Inggris yang merasa tidak setuju dengan lockdown dan ekspresi ketidak puasan dari tirani pemerintahan telah membuat viral dunia akan berita yang keburu tersebar ini. Kasus yang menyebabkan catat di India seharusnya bukan karena vaksin oral namun suatu kasus karna bakteri dan virus, false news ini diduga disebarkan oleh keponakan John f kennedy yaitu Robert kennedy yang anti vaksin (anti vaxxer) yang memunculkan setidaknya 145 iklan anti vaksin lainnya sejak November 2019 lalu, Dan lagi-lagi menyeret nama Philantropis yang dituduh berjualan vaksin ini padahal sampai hari ini hak paten akan imunisiasi SARS-CoV-2 ini tidak dimiliki oleh Bill karena vaksin corona sampai hari ini pun saat tuisan ini saya publish belum ada keberadaanya karena masih dikembangkan dan diteliti. Jadi kalo mau bicara dugaan jualan pepesan kosong kah?? Buat apa?? Patent vaksin yang dimiliki Bill sejauh ini adalah avian infectious bronchitis virus (IBV) untuk burung. Kalo dirunut secara logika seorang Billionare yang mencurahkan hidupnya untuk beramal dan menyumbangkan jutaan dollar buat pendidikan, food bank dll, apa ia masih pengen mengeruk keuntungan di masa susah ini, disaat tiap tahun pun ia ngeluarin jutaan dollar secara cuma-cuma ??  😉 well, who knows. 

Teori konspirasi lainnya yang terkenal juga mengatakan bahwa Amerika tidak pernah mendarat di bulan, well mungkin beberapa tahun lalu ini bisa saja make sense, namun bagaimana dengan hasil foto teleskop  yang saat ini bisa menangkap jejak kaki dan bekas pendaratan di bulan. Apakah ini juga masih konspirasi ?😉


Oke!! walau bagaimanapun juga ini hanya tulisan dari orang awam yang masih perlu belajar banyak, feel free untuk koreksi dan diskusi. Pesan terakhir dari saya berhati-hatilah memilah informasi yang beredar saat ini terutama di sosial media, penyebaran infodemi bisa lebih ganas dan jauh lebih berbahaya dibandingkan pandemi sesungguhnya, filter setiap informasi apalagi itu sesuatu yang krusial, jangan mempercayai sebuah info dari satu sumber saja, netral, keep waras! Sehat selalu ya kawan !



Share:

No comments:

Post a Comment

Popular Posts

Blog Archive

Subscribe

Categories

Recent Posts