Selain hobi jalan-jalan sekalian berkunjung ke tempat baru saya juga sangat menikmati makanan-makannya, dibanding orang-orang yang sudah mempunyai rekor makan yang beraneka ragam sebenarnya saya masih dalam tahap newbie :) di Bandung sendiri sih karena banyak makanan enak jadinya lidah ini jadi manja dan kadang tak mau mencoba makanan baru, untuk di Bandung sendiri menurut saya meski makanan dan jajanannya enak-enak tapi tidak ada extreme kuliner, mungkin karena melihat wangsa pasar juga bakal kurang laku, menurut saya makanan yang 'agak tidak biasa' di Bandung itu sate ular, lalu yang lainnya yang jarang dikonsumsi seperti ikan Hiu, ikan Pari dan Gurita, yang menurut saya rasanya kurang enak karena agak-agak berbau pesing mungkin juga karena dibawa jarak jauh sehingga sudah tidak fresh lagi, nah makanan-makanan tadi adalah beberapa jenis makanan yang saya coba untuk experience dan seru-seru an saja sekaligus penasaran dengan rasanya seperti misalnya ketika saya berkunjung ke Karimun jawa saya sempat mencoba makan bulu babi (sea urchin) hewan laut yang durinya terkenal beracun ini setelah saya coba cicipi rupanya dalamnya seperti pasir dan ketika dicoba rasanya asin.
Ketika berkunjung ke Thailand rupanya masakan Thailand tidak jauh dari rasa Tom Yam yang umumnya paduan asam pedas, umumnya masakannya menggunakan daun ketumbar, dengan lidah indonesia masih tidak terlalu jauh beda deh, di Thailand saya suka dengan buah-buah an segar yang dijual di jalan-jalan, jajanan jalannya sendiri yang terkenal adalah Pad thai nya semacam mie goreng+telur, tauge, ayam, udang, yang dicampur bumbu-bumbu tertentu seperti saus ikan, cabe, saus asam yang rupanya sekarang marak di food court kota besar di Indonesia.
Untuk Thailand jajanan pinggirannya termasuk sangat murah, jika ingin mengunjungi negara ini on budget Thailand sangat saya rekomendasikan, meski di area Phuket karena sekarang sudah sangat terkenal harga-harga makananya lebih mahal dari area Thailand yang lain termasuk Bangkok. Di Bangkok sendiri wisata kuliner teraneh saya adalah jangkrik, ulat, kumbang, lebah, dan kalajengking yang digoreng sangat kering, kadang dibumbui merica dan garam. Nah yang paling enak menurut saya diantara itu semua adalah ulat mungkin karena ulat mempunyai daging di dalamnya. Jika ingin mencoba makanan-makanan aneh ini kita harus jeli-jeli mencari penjualnya karena tukang jualannya sering berpindah-pindah tempat dalam keramaian umumnya mereka jualan memakai gerobak, di area China town dan di Kao san road.
penjaja extreme kuliner di Kao san road (ulat, kumbang, jangkrik, kalajengking)
Di Vietnam saya sempat mencicipi sate burung unta dan sate kijang waktu itu kebetulan ada internationa; food festival jadi ada bermacam-macam makanan di seluruh dunia termasuk makanan yang tak biasa. Menurut saya rasa burung unta ini agak sedikit liat dan agak berbau (seperti halnya bebek, jika tidak pandai mengolah kadang bebek agak berbau) Karena masih termasuk Asia tenggara makanan Vietnam juga tidak terlalu shocking di lidah, makanan jalan yang saya suka disini adalah stall makanan laut dan (PHo) Mie nya. saya bisa makan berbagai macam kepiting, keong, kerang dengan bumbu khasnya yaitu cabe merah pedas, jeruk nipis, semacam daun (entah daun apa ) soy sauce plus merica bubuk, selewat terdengar tidak istimewa tapi makanan street food favorit saya adalah tipe-tipe keong dan kepitingnya.
Stall street food Vietnam ini hampir ada di setiap pinggiran jalan khususnya tempat saya tinggal di area backpacker Pham ngu lao, di tempat ini juga menjual cumi-cumi gantung dan telur bebek yang katanya untuk kesehatan khususnya aphrodisiac untuk laki-laki, saya coba iseng mencoba telur ini setelah saya buka saya langsung merinding rupanya didalamnya bukan setengah matang tapi bebek setengah hidup hiiiiiiiii, sebenarnya ini lebih tepat disebut embrio, hanya beberapa memang udah hampir matang karena kuku-kuku nya sudah terbentuk. mencoba nya saja sudah ingin muntah maka saya mengurungkan niat mencoba ayam setengah hidup itu, bebek embrio ini tak hanya terkenal di Vietnam rupanya terkenal juga di Philipina hanya beda nama, disana namanya Balut dan merupakan salah satu street food yang terkenal.
Jika saya lihat jajanan lainnya di vietnam ini dimana-mana menjual springroll, mungkin kalo disini semacam gorengan, nah bagi muslim kalo datang kesini harus agak berhati-hati memesan makanan karena umumnya dimana-mana dagingnya babi, jadi harus tanya-tanya dulu Vietnam juga terkenal dengan penyuka daging anjing
stan bbq rusa, buaya dan burung unta
Terlepas dari makanan-makanan diatas menurut saya kelapa muda Vietnam ini paling juara, di pinggiran jalan umumnya banyak penjual kelapa hijau ukuran kecil, asiknya kelapa yang mereka jual itu dingin karena kelapanya sudah dimasukan ke dalam freezer sehingga di hari panas meminum kelapa muda ini langsung menyegarkan tenggorokan, tidak seperti kelapa disini yang harus dimasukan gelas lalu airnya ditambah sedikit air gula dan susu agar enak, pokonya kelapa disana TOP deh. Selain kelapa menurut orang kopi Vietnam terkenal enak, tapi sayang karena saya bukan fans kopi saya tidak sempat mencoba kopi vietnam asli. Oya disini juga saya menemukan Beer yang tulisannya begini : ‘the cheapest beer in the world’ hehe
kelapa segar Vietnam dengan spring roll nya
Di area st Albans inggris saya pernah mencoba mix grill steak safari, jadi konsep restoran ini menjual daging steaknya dan kita sendiri yang memanggangnya dalam batu panas, konsep batu panas ini sekarang sudah ada dimana-mana tapi yang justru unik itu dari resto itu adalah daging yang mereka tawarkan, ada beberapa option untuk dagingnya, kita bisa memilih yang mix atau hanya pilih salah satu saja, waktu itu pilihan saya jatuh pada mix safari karena didalamnya terdapat berbagai macam daging yang belum pernah saya makan, dalam opsi mix itu terdapat daging kanggoro, daging Burung unta, daging Buaya dan Zebra.
Seharusnya saya tidak memakan daging buaya (hehe) tapi karena penasaran mencoba jadinya ngebandel saja ups, kabarnya steak buaya ini banyak dikonsumsi di area Darwin Australia. Sementara pengalaman makan steak safari ini kurang mengena di lidah, rupanya daging-daging tadi rasanya kurang enak untuk dinikmati, apalagi yang daging buaya, ini mungkin karena kebiasaan saya makan steak harus dengan bumbu-bumbu dengan rasa yang kuat, kecuali rasa dagingnya umum seperti misalnya beef saya tak keberatan makan daging sapi hanya memakai pepper, tapi terlepas dari rasa yang kurang mengena, dan harga yang mahal saya menikmati experience yang tak biasa itu.