Belajar soal Cinta dari si Atheist


Image
Pertama sebelum membaca tulisan ini saya ingatkan ini hanya pengetahuan terbatas saya akan hormon, dan tulisan ini bukan bertema romantis sama sekali, atau menceritakan perbedaan pandangan dengan orang-orang Atheist, ini hanya sedikit pengetahuan akan hormon dalam tubuh kita, selebihnya hanya tulisan dari seorang amatiran :)

Suatu hari saya pernah berbincang-bincang dengan seorang teman yang mengklaim dirinya atheis, sekaligus orang yang paling skeptis dan oportunis, satu hal yang paling saya ingat akan ucapannya bahwa : tidak ada yang namanya CINTA satu-satunya penjelasan akan perasaan yang ada adalah karena reaksi hormon dalam tubuh kita, sementara pernikahan hanya insting primata untuk berkembang biak dan menghasilkan keturunan untuk kelangsungan hidup.

ucapannya itu entah darimana tiba-tiba muncul di benak saya saat saya sedang menikmati Seesha di Arab street Singapore. Hari yang menyenangkan untuk keluar sore dengan udara yang sedikit lembap mengantarkan kaki saya ke Arab street yang sudah dipenuhi oleh para nongkronger (orang-orang yang nongkrong maksudnya :) ) Dan ingat sekali pada saat itu saya memesan satu dari seesha terbaik yang pernah saya hirup.

Saat sedang menikmati hisapan-hisapan rasa Double apple yang menyegarkan mulut sekaligus memberi stimulasi otak yang saat itu sedang terlena dan memberikan sensasi sedikit high, tiba-tiba telinga saya mendengar lagu kumpulan lagu-lagu hits versi accoutic yang dikumandangkan dari speaker cafe kecil itu, dan satu lagu yang terdengar merdu mengalun syahdu

 ..... Never planned that one day
I'd be losing you

In another life
i would be your girl
We'd keep all our promises
Be us against the world

In another life
I would make you stay
So I don't have to say
You were the one that got away
The one that got away...
Lagu yang aslinya dibawakan oleh Katy perry ini langsung merubah suasana menjadi sangat dangdut alias melankolis plus lebay, membuat saya berlinang air mata tanpa sebab, mungkin karena dibawakan oleh seorang pria secara accoustic membuat lagu ini menjadi kalem dan penuh penghayatan dibandingkan versi aslinya, dan lagu itu membuat saya jadi bertanya-tanya antara apakah iya saya pernah merasakan yang namanya jatuh cinta atau hanya sedang kehilangan hormon yang tadinya mendominasi, dan karena tanpa hormon itu membuat saya tidak enak tidur, tidak enak makan saat putus cinta, tiba-tiba saya mengingat ucapan teman saya yang mengatakan bahwa tidak pernah ada yang namanya cinta, yang ada hanya hormon, dan hormon-hormon itu bernama feromon, serotonin, oksitosin dan Vasopressin.

Image

Hormon-hormon dalam tubuh seseoranglah yang menyebabkan reaksi kimiawi dari satu dengan lawan jenis, gara-gara hormon bernama si feromon dalam tubuh seseorang menguap dan diterima oleh indera penciuman lawan jenis dan dijangkau oleh bagian otak bernama hipotalamus,  maka si sinilah terjadi perubahan hormon yang menghasilkan respons perilaku dan fisiologis, yang akhirnya menimbulkan rasa ketertarikan antara dua orang berlainan jenis dengan bekerja sebagai pemicu dalam reaksi  kimia.

Katanya saat kita menyukai seseorang maka hormon-hormon tubuh kita mengeluarkan dopamin yang ber efek selayaknya kokain yang bersifat addictive. Artinya mereka yang menyukai pasangannya seakan-akan ketagihan untuk terus bertemu dengan orang yang disukainya itu. Dalam proporsi yang tepat, dopamin menciptakan energi intens, kegembiraan, dan fokus perhatian, dan itulah sebabnya, ketika anda baru jatuh cinta, anda dapat tetap terjaga sepanjang malam, mendaki gunung lebih cepat, dan menekan batas kemampuan. Ketika jatuh cinta, kadar serotonin dalam otak menurun. Serotonin merupakan neurotransmiter yang terlibat dalam obsesi, turunnya kadar ‘happy mood’ ini menimbulkan kecenderungan was-was jika tidak mendengar suaranya atau sakau jika tidak bertemu dengannya, crazy isn’t ?

Hebatnya hormon ini menjadikan saya jadi bertanya-tanya mungkin memang yang namanya cinta itu tidak pernah ada, saya juga mengingat bahwa sinyal Feromon ini katanya semakin kurang berproduksi setelah 2 sampai 4 tahun, dan yang selanjutnya yang membuat hubungan tetap bertahan mungkin karena masalah kebiasaan, jika hormon pertama sudah mulai memudar dalam hubungan, maka hormon lain yang disebeut Oksitosin yang akan melengkapi, hormon inillah yang dilepaskan saat kegiatan menyusui, berpelukan, dan saat seseorang mencapai orgasme.

Sementara hormon lain yang disebut Vasopressin yang membuat pasangan saling menyayangi, membutuhkan dan setia, dan mungkin hormon ini satu-satunya alasan pasangan yang berhasil bersama berpuluh-puluh tahun melewati hari-hari bersama. Selebihnya untuk alasan real nya tentu saja attitude, manner, perasaan yang tidak pernah dikhianati dan rasa aman yang menilai, apakah kita merasa nyaman dan menyukai perilaku pasangan itu selama berpuluh-puluh tahun atau jadi sebaliknya, yang pada ujungnya kita mau memberikan sesuatu yang tidak pernah pasangan kita minta, dan mau berkorban serta melakukan hal yang tidak mungkin demi utuk membahagiakan dirinya.

Hmm..... (sambil menghirup pipa seesha yang bara nya sudah hampir habis) saya berpendapat...... mungkin teman saya benar.... cinta tidak akan pernah ada jika manusia tidak punya hormon ... cinta itu adalah proses biologis berupa reaksi kimia didalam tubuh kita, dan karena akhirnya suatu saat dengan mudahnya manusia-manusia murung ingin bunuh diri dan manusia-manusia bahagia penuh cinta bisa diciptakan dengan hanya menambah dan mengurangi hormon-hormon ajaib ini dalam sekejap dalam sebuah peradaban millenium.

Mungkin ini juga alasan kenapa orang yang kecanduan akan drugs sulit untuk bisa berhenti, karena otak mereka sangat merindukan perasaan bahagia luar biasa ini, mungkin dunia nyata sudah jauh terlalu muram untuk mereka... atau mungkin tulisan ini ada karena otak saya yang pada saat itu dipenuhi oleh pengaruh zat yang ada pada Seesha hahaha :) yang jelas dont take it seriously, ada atau tidaknya yang disebut cinta tanpa adanya hormon, i guess hanya kalian yang bisa merasakan dan mengambil kesimpulannya, so selamat bercinta :D   




Share:

No comments:

Post a Comment

Popular Posts

Blog Archive

Subscribe

Categories

Recent Posts