Saat mengunjungi Jogjakarta September kemarin sekalian mengunjungi pantai yang cantik di kawasan Gunung kidul, saya tertarik mampir ke area Beringharjo untuk ber-tubbing ria dan berenang. Objek wisata alam ini dari kota Jogja memakan waktu kurang lebih sekitar 1 jam setengah, sepanjang jalan ada banyak petunjuk menuju Gua ini dan harus banyak bertanya jika tidak familiar dengen daerah ini.
Untuk masuk ke gua pindul ini dikenakan tarif 35000/orang dengan tiket ini sudah termasuk ban pelampung, safety jacket, asuransi keselamatan, jasa pemandu dan transport dari penjulan tiket ke area Gua tersebut. Dan sesampainya disana di depan mulut gua pemandu meminta wisatawan mulai duduk di atas ban yang terhubung dengan tali yang akan ditarik oleh si pemandu tersebut menuju kedalam gua.
Selama ban yang terus mengikuti aliran sungai sepanjang kurang lebih 350 meter itu, sang pemandu menceritakan sedikitnya sejarah tentang asal muasal gua tersebut katanya Sejarah nya bahwa gua ini berawal dari perjalanan Ki Juru Mertani dan Ki Ageng Pemanahan yang merupakan utusan Panembahan Senopati dari Kerajaan Mataram untuk mencari seorang bayi. Ketika bayi tersebut ditemukan keduanya membawa bayi tersebut ke arah timur yaitu wilayah Gunung Kidul yaitu di daerah.Sebelum menjadi sebuah objek wisata yang terkenal dan menjadi salah satu andalan kabupaten Gunung Kidul,
Goa Pindul awalnya hanyalah sebuah goa yang tak terawat dan menjadi sarang kelelawar dan pada suatu waktu warga bekerjasama dengan sejumlah mahasiswa yang melaksanakan pengabdian masyarakat desa Beji untuk membersihkan kawasan tersebut. Karena keunikannya goa ini kemudian dijadikan dan dikembangkan menjadi objek wisata alam. Dan pada tahun 2010 pemerintah Kabupaten Gunung Kidul meresmikan goa ini dengan nama Goa Pindul. Dari situlah kemudian objek wisata ini menjadi dikenal orang.
Karangmojo. Suatu saat bayi tersebut menangis. Kedua utusan itu pun lantas memandikan sang bayi. Ki Juru Mertani mencoba naik ke bukit. Ia kemudian menginjak tanah bukit tersebut. Dan dengan kesaktiaannya tanah itu pun menganga dan runtuh sehingga membentuk lubang yang terdapat aliran air di dalamnya. Setelah itu sang bayi pun di bawa turun dan akan dimandikan. Saat itulah pipi bayi itu terbentur (kebendhul) batu yang terdapat di goa. Nah, dari situlah kemudian berkembang nama Goa Pindul dari pipi yang terbentur (kebendhul).