‘hmm…. let me think……. have you been to Aldbury?’
‘nop’
‘Aldbury have beautiful scenery, …. you can drink and eat in they pub, also its near to Ashridge national forrest’
‘sounds cool’
Dan itulah tujuan saya, T.K dan caty hari itu, setelah mengobrol sebentar dengan Pak Peter Ayah T.K, kita menuju Albury sambil berbekal petunjuk arah berupa peta yang digambarkan oleh ayah T.K siang itu. Melihat tangannya bergetar-getar saat menulis sambil mengingat lokasi Aldbury, dengan telinga kiri yang berubah menjadi ungu serta tangan kiri nya yang membengkak, ingin rasanya saya menangis.
Sudah 2 tahun lalu ia divonis kanker paru-paru, bahkan sambil menerangkan dimana Aldbury dibalik suara parau nya yang nyaris hilang ia masih berusaha selalu aktif setiap harinya sambil menghabiskan kebanyakan sisa hari nya dengan berkebun atau melakukan pekerjaan rumah yang ringan, bahkan sekali-kali masih pergi keluar menyetir mengunjungi museum tempat ia menghabiskan waktu untuk bekerja cuma-cuma sambil sekalian bertemu teman seumuran nya.
Di hari lain ia hanya mampu duduk di kursi sambil menonton program televisi dan berusaha turun naik ke kamar tidurnya dengan menggunakan tongkat bantu, saat saya mengunjungi nya musim panas tahun lalu tubuhnya kian ringkih, dan para tentangga nya lah yang sering memasak untuk dirinya, terkadang 2 kali seminggu ada perawat rutin yang datang mengkontrol perkembangan nya, mau bagaimana lagi ia hanya hidup seorang diri, namun saat kita mengunjunginya saat itu masih terlihat bahwa semangat hidupnya sangat tinggi.
Setelah pamit untuk pergi meninggalkannya beberapa jam untuk beristirahat, tiba-tiba lamunan saya buyar saat T.K mengatakan bahwa kita sudah semakin mendekati Aldury.




Begitu sampai di desa itu banyak mobil-mobil yang diparkir di pinggiran area Pub, sambil mencari tempat parkir mata saya tak henti-hentinya melihat pemandangan sekitar. Dibandingkan area Costwold yang sangat fairy tale, English village ini juga cantik untuk dikunjungi dan hanya berjarak sekitar 50 menit dari rumah Pak Peter, Caty begitu bersemangat melihat bebek-bebek yang berenang di kolam taman depan Pub.


Karena lapar, maka kita sepakat menikmati jamuan luch di pub yang juga merupakan penginapan tersebut. Sambil iseng melihat harga penginapan rupanya untuk family room alias untuk 4 orang dikenakan sekitar 1,5 juta rupiah untuk menginap disana, untuk double room pun ternyata dikenakan harga yang sama, semua including breakfast, lumayan mahal juga untuk taraf bed and breakfast. Setelah beristirahat sebentar dan menikmati hidangan serta minuman, kita melanjutkan berjalan-jalan disekitar area itu.






Di depan pub ini ada area taman dengan peninggalan masa abad pertengahan yaitu berupa papan hukuman yang biasa digunakan untuk menghukum sekaligus mempermalukan orang yang sudah melakukan kesalahan. Papan hukuman yang disebut The Stock ini masih ada disana. Setelah berfoto dan bermain-main disana kita megunjungi kantor pos sekaligus mini shop yang ada di depan taman tersebut untuk membeli permen untuk Caty.
Aldbury enak dipakai untuk berjalan kaki, tak sedikit saya melihat para pengendara sepeda melewati jalur pedesaan ini, dan mereka seringkali berhenti dengan iseng saya menanyakan beberapa pengendara sepeda yang ternyata salah satunya asal negeri Thailand, ada jalur yang biasa mereka tempuh yang disebut juga Ashridge cycle route yang dimulai dari Ashridge park melewati Aldbury lalu, Ivinghoe Beacon, kemudian menuju Tring Station mengitari kanal di area stasiun di Berkhampstead lalu kembali melewati Ashridge.
Salah satu dari mereka merasa heran karena tidak menyangka akan bertemu seseorang yang juga dari asia tenggara di salah satu desa di Inggris, setelah mengucapkan selamat tinggal pada mereka, kita meneruskan berfoto ria dan berjalan-jalan kecil di sekeliling rumah yang cantik, dan sebelum meninggalkan Ashridge kita menyempatkan diri untuk menikmati jamuan high tea dan scone disana.


Di jalan pulang kita sempat mampir menuju Ashridge estate, awalnya hanya lewat namun karena melihat banyaknya keluarga yang datang kesini baik bersama anak-anak dan juga anjing, kita akhirnya masuk menuju tempat ini. Di Ashridge estate yang luasnya sebesar 2000 hektar ini terbentang bagai karpet hijau yang luas, rupanya tempat ini penuh oleh para keluarga yang senang bermain-main di alam dan rumput nan hijau ini, banyak orang berkemah di dalam hutan, berjalan kaki mengikuti rute yang ada. Satu-satunya shop dan cafe di area ini juga terlihat sangat penuh, selain souvenirs, dan makanan, di dalam area shop ini dijual novel-novel yang hasil pembeliannya diperuntukan untuk charity, dengan harga yang sangat murah 2 pounds saya bisa mendapat 3 buah novel, wow sangat menggiurkan.


Ashridge forest yang juga berada di lingkungan itu rupanya dipakai banyak shooting film mulai dari Harry potter (Goblet of fire- 2005) , Maleficent (2014) Dracula – the untold story (2014) dan brothers grimm’s yang rilis tahun 2015 ini serta masih banyak lagi. Lucunya baru kali itu di tempat parkir ini juga saya mendapat teguran kasar dari seorang pemuda yang membawa anjingnya berjalan-jalan, karena lucu saya sempat memandangi anjingnya dari kaca jendela, dan tanpa disangka si pemuda ABG itu setengah berteriak “Hey, its not a TV!!!’ dengan kaget dan tidak menyangka dengan reaksi pemuda tanggung itu saya hanya tersenyum kecut, i mean buat apa sih bawa anjing lucu kalo orang lain tidak boleh melihat, dongkol juga kalo dipikir-pikir, namun di perjalanan pulang sambil terus menghirup udara segar kenangan menyebalkan itu akhirnya hilang mengingat kita akan pulang dan saya harus memasak makan malam untuk ayah T.K, Sambil memandangi pohon-pohon Oak yang tinggi itu saya membatin karena saya tahu itu adalah visit terakhir kali ke rumahnya ever selama saya di Inggris saat tahun lalu saya membuat beberapa kali makan malam untuk nya nya… Dan ingatan itu begitu pedih sampai hari ini…