Musim panas Ingkar janji
Setiap hari jika rintik hujan datang saya awalnya maklum dan manggut-manggut saja membiarkan hujaman-hujaman beningnya membasahi kebun bunga mawar saya sampai mereka mati layu kebanyakan minum air, atau saat dia menggelitik terus menerus ikan koi di kolam kecil saya sehingga membuat satu ikan saya meloncat bunuh diri, atau membasahi rambut keemasaan putri saya yang flu batuknya tak kunjung sembuh dan tak bisa main lagi karena merindukan matahari, namun lama-lama saya mati bosan sampai kemudian mati bosan bosan sebosan-bosannya...
Musim panas janjimu palsu
Saya ingat hari-hari dimana tubuh saya terbakar matahari karena menjelajahi pantai, kulit saya coklat secoklat-coklatnya, pernah saya hampir tidak mengenali diri saya sampai kulit muka saya mirip ular tampak bersisik karena berganti kulit, sekarang 3 tahun sudah kulit saya tidak pernah kembali, dan ini kulit saya yang baru, belang-belang tak beraturan, tapi sudahlah tak apa, yang penting musim hujannya cepat berhenti...
No comments:
Post a Comment